MUSIM KEMARAU: Petani di Wilayah Sragen Andalkan Mesin Diesel untuk Pengairan

Petani di wilayah Sragen mengandalkan mesin diesel untuk pengairan di musim kemarau Jumat 13 Juli 2018. (Huriyanto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-SRAGEN-Datangnya musim kemarau seperti pada saat ini menjadi masalah untuk pertanian. Penggunaan bahan bakar minyak jenis Pertalite menjadi meningkat untuk menyedot air tanah guna menyiram tanaman palawija. Seperti kacang tanah, padi, jagung, kedelai. Kondisi ini sudah berjalan sekitar sebulan lalu.

Plt Direktur SPBU dan Bengkel Terpadu Pemkab Sragen Supriyadi pada wartawan mengatakan, selama kemarau ini ada kenaikan konsumsi pertalite. Kenaikan sekitar 20 persen, lantaran biasanya konsumsi pertalite sebanyak 10 ribu liter menjadi 12 ribu liter.

”Setelah lebaran sampai sekarang ini, itu larinya untuk sedot air. Karena bukan bahan bakar subsidi, petani tidak dibatasi untuk pembelian,” katanya Jumat 13 Juli 2018.

Tren menggunakan bahan bakar khusus (BBK) jenis petalite akan berlangsung selama musim kemarau. Prediksinya akan tetap tinggi sampai Oktober mendatang. Tapi Supri menegaskan dalam hal ini penggunaan pertalite tidak sampai mengganggu konsumsi untuk kendaraan.

”Petani dan masyarakat umum seimbang saja, karena konsumsi dan persediaan banyak,” terangnya. Dalam sehari konsumsi sekitar 4000 liter untuk pertamax DI SPBU Nglangon, Sedangkan di SPBU Tangen sekitar 3500 liter. Sementara di SPBU Pilangsari sekitar 2000 liter.

Konsumsinya pun seimbang antara roda dua dan roda 4. Pasokan yang masuk di SPBU Nglangon yakni 8000 liter per dua hari pengiriman. ”Intensitas sepeda motor banyak, tapi penggunaan diukur literan juga imbang,” ujarnya.