FOKUS JATENG-SRAGEN-Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri pengajian khataman Alquran dan haul Pondok Pesantren An Najah Gondang, Sragen, Jawa Tengah, Sabtu malam 14 Juli 2018. Terlihat juga ribuan warga Sragen berbondong-bondong hadir dan menunggu kedatangan Persiden Jokowi yang menyempatkan hadir di sela kesibukannya.
Sejak siang sudah terihat anggota dari TNI/Polri untuk pengamanan lapangan. Presiden tiba sekitar pukul 20.00 WIB di Ponpes An Najah.
Pada kesempatan itu hadir pula Gubernur Jateng terpilih Ganjar Pranowo dan Menteri Sekretaris Negara. Selain itu hadir pula Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati dan Ketua DPRD Sragen Bambang Samekto.
Dalam kesempatan itu, Pengasuh Ponpes KH Minanul Aziz menjelaskan bahwa lembaga pendidikan formal umum terdiri Madrasah Diniyah sampai Aliyah dan SMK. “Di madrasah ini juga diajarkan kewirausahaan. Jumlah santri 650 orang. Namun yang tertampung baru sekitar 20 persen,” tuturnya.
Dia menyampaikan terima kasih kepada presiden yang telah berkenan singgah ke Ponpes An Najah. Dalam kesempatan tersebut dia berterima kasih pada semua pihak yang berkenan membantu terselenggara kegiatan ini.
Pada kesempatan ini, Presiden Jokowi menyapa dan mendoakan semua warga Sragen. Pada ribuan warga yang hadir Jokowi mengingatkan bahwa Indonesia negara besar dengan penduduk muslim terbesar.
Penduduk saat ini diisi beragam suku dan bangsa yang menjadi anugerah yang harus disyukuri. “Saya pernah dari Banda Aceh sampai Wamena 9 jam 15 menit. Di Eropa sama melewati 8 negara dari London sampai Istanbul Turki, ” kata Presiden.
Suku di Singapura hanya 4, sedangkan Indonesia ada 714 suku yang beragam. “Mari kita jaga ukhwah Islamiah, kerukunan kita. Jangan sampai pilihan bupati, walikota, Presiden, kita tidak saling sampa antartetangga, antarkampung, antarteman,” harapnya.
Jokowi juga sindir para politikus yang mengompori warga pada momentum demokrasi. Padahal Indonesia butuh bersatu, karena tantangan besar, mulai radikalisme, dan sebagainya. “Jangan kita mudah curiga, mudah mencela orang lain, itu bukan budaya Indonesia dan Rasulullah tidak mengajarkan itu. Rasulullah mengajarkan berprasangka baik,” ujarnya.