FOKUS JATENG-BOYOLALI-Harga daging ayam di wilayah Boyolali melambung tinggi belakangan ini. Hal itu diperparah dengan seretnya pasokan ayam dari peternak, sehingga terjadi kelangkaan stok.
Sebagai bentuk keprihatinan, puluhan pedagang ayam berkumpul di Boulevard Soekarno Boyolali, Senin 23 Juli 2018. Mereka datang menumpang pikap dan mengusung tempat ayam sebagai sarana mengambil ayam ke peternak.
Kedatangan mereka ke kompleks Pemkab Boyolali yakni ingin menyatukan tekad menyikapi seretnya pasokan ayam. Mereka sedianya akan menyampaikan aspirasi ke gedung DPRD Boyolali. Lantaran belum memiliki kepengurusan paguyuban, maka mereka mengurungkan niat ke gedung wakil rakyat.
“Kami kumpul ini memantapkan pembentukan paguyuban dulu. Harapan kami secepatnya segera terbentuk, sehingga bisa menyampaikan aspirasi ke DPRD,” terang Warsito (50), salah satu pedagang daging ayam kepada wartawan.
Kelangkaan pasokan sudah dirasakan beberapa hari terakhir. Bahkan mereka berusaha mencari pasokan dari para peternak di wilayah Salatiga dan Magelang. “Kami ditolak karena juga langka,” tutur dia.
Ditanya penyebab kelangkaan, dia menduga karena dipicu kenaikan harga pakan. Selain itu, juga tidak diperbolehkannya para peternak menggunakan obat penambah nafsu makan dan perangsang pertumbuhan. “Dampaknya, banyak ternak ayam yang mati karena kondisi kesehatannya menurun,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Boyolali Juwaris mengakui adanya penurunan produksi ayam pedagang di Boyolali. Hanya saja, dia tidak merinci total produksinya. “Memang produksinya menurun,” katanya.
Penyebabnya, ada Permentan tentang larangan penggunaan antibiotik dan memacu pada biosecurity atau keamanan kandang. Dampaknya, tingkat kematian ayam pun meningkat dan pertumbuhan tidak maksimal. “Namun kondisi ini diperkirakan hanya terjadi pada dua periode masa pemeliharaan,” terangnya.