FOKUS JATENG-BOYOLALI-Sebanyak 18 pelajar terpilih sebagai perwakilan dalam Duta Seni dan Misi Kebudayaan Pelajar Kabupaten Boyolali 2018. Mereka terpilih setelah melewati berbagai tahapan audisi dan seleksi yang diikuti ratusan siswa SMA/SMK/MA di Kabupaten Boyolali. Menjadi kebanggaan bagi siswa dan orang tua termasuk sekolah yang berhasil meloloskan pelajarnya.
Salah satunya dari wilayah Kecamatan Juwangi, sebagai wilayah paling utara di Boyolali ini. Adalah Tri Purwaningsih siswi di SMKN 1 Juwangi ini terpilih menjadi salah satu dari 18 siswa yang akan diberangkatkan ke Swedia, Norwegia dan Denmark pada tanggal 25 Juli hingga 6 Agustus ini oleh Pemkab Boyolali.
Suka duka menyelimuti perjalanan siswi yang beralamat di Desa Cerme, yakni Desa yang berbatasan dengan wilayah Kabupaten Grobogan ini. Seperti disampaikan guru pembimbingnya, Diana Putri Oktaviani di sela acara Gladi Bersih dan Pelepasan Kontingen Duta Seni 2018 di Gelanggang Anuraga Boyolali pada Minggu 22 Juli 2018.
“Saya terharu, mendampingi Tri dari tes tertulis hingga saat ini terpilih menjadi tim Duta Seni,“ terang guru bimbingan konseling SMKN 1 Juwangi ini diiringi linangan air mata haru bercampur bahagia ini.
Terpilihnya Tri Purwaningsih menjadi sejarah sekolahnya, karena setelah dua kali mengirimkan siswa untuk Duta Seni baru kali ini bisa lolos hingga akhir sebagai satu-satunya perwakilan dari Kecamatan Juwnagi. Perjuangan untuk mengikuti kegiatan ini dilakukan dengan menempuh perjalanan dalam waktu hingga dua jam dalam jarak lebih dari 60 kilometer. Selain pendampingan, masih menurut Diana, doa orang tua serta semangat dari pelajar yang bersangkutan patut diacungi jempol.
“Perjuangan dari Juwangi luar biasa. Kami dari beranagkat setelah subuh dari tertulis, tahap I, tahap II hingga tes terakhir lolos. Itu juga berkat semangat anak didik kami. Walaupun dari Desa Cerme, semangatnya luar biasa,” imbuh Diana yang sedari awal menyampaikan terdapat 4 siswa yang ikut seleksi dari SMKN 1 Juwangi.
Sebagai sekolah tempat Tri menuntut ilmu, sekolah sangat mendukung anak didiknya untuk berprestasi. Hal tersebut tidak disampaikan agar tidak menjadikan siswa minder dibanding siswa lain dari lain kecamatan terutama yang ada di perkotaan.
“Kami boleh sekolah di paling pinggiran, tapi semangat kami lebih dibandingkan dengan siswa-siswi di kota. Dari kecamatan paling utara tapi prestasi paling utama,” tegasnya
Untuk itu pihaknya berharap program ini dapat berlangsung terus untuk memajukan pelajar Boyolali. Keberangkatan anak didiknya ke Eropa, diharapkan bisa memberikan contoh bagi semua siswa di sekolahnya.
“Kami mengapresiasi Pemkab Boyolali sangat luar biasa dalam rangka merangkul SMA/SMK di Boyolali semoga tahun berikutnya bisa tamabh terus dan maju untuk Kabupaten Boyolali,” terangnya.
Sementara itu Munari, ibu Tri Purwaningsih yang juga turut hadir juga mengungkapkan rasa senang dan bangganya yang bercampur aduk.
“Atase tiyang ndesa [Meski hanya orang desa], tengah alas [hutan], tapi saya bangga dan saya selalu mendukungya” terang perpempuan yang berprofesi sebaga ibu rumah tangga ini jelasnya singkat.