Sungai Bengawan Solo Wilayah Sragen Tercamar Limbah Pabrik, Ini Dampak yang Ditimbulkan!

Warga, Polres Sragen, dan Pemkab Sragen mengecek aliran Sungai Bengawan Solo, Rabu 25 Juli 2018. (Huriyanto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-SRAGEN-Berbagai jenis ikan di Sungai Bengawan Solo wilayah Sragen, Jawa Tengah, mati mendadak. Diduga ikan mati tersebut diakibatkan terpapar limbah beracun buangan dari pabrik.

Kondisi ini pun dikeluhkan warga di wilayah Sragen. Sebab, aliran sungai menjadi pekat dan berbau. Limbah-limbah tersebut sudah 10 tahunan setiap musim kemarau menjadi permasalahan dan keluhan semua masyarakat yang tinggal di pinggiran Sungai Bengawan Solo.

Diduga limbah air ini berasal dari sebuah pabrik yang bergerak di pengolahan limbah di wilayah Palur, Kabupaten Karanganyar. Tono (32), warga Candi, Kecamatan Masaran, Sragen. saat ditemui fokusjateng.com mengatakan, banyak ekosistem air tawar yang mati.

Banyak ikan mati seperti patin yang mengambang di tepi sungai diduga akibat limbah beracun. ”Beberapa ikan jenis patin, wader, lele, mujair dan udang banyak yang mati. Bahkan sumur warga yang tak jauh dari aliran Bengawan Solo airnya menghitam,” keluhnya Rabu 25 Juli 2018.

Sementara itu, Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati menjelaskan, dirinya telah mendapatkan laporan terkait pencemaran air Bengawan Solo. Pihaknya akan segera berkoordinasi dengan pemangku wilayah sungai terpanjang di Pulau Jawa tersebut.

”Sudah berkoordinasi dengan pihak terkait adanya limbah dan minimnya debit air Bengawan Solo,” terang bupati ditemui di sela acara “Tilek Kembang Desa” di Desa Jatibatur, Kecamatan Gemolong.

Menurut bupati, minimnya debit air karena ada perbaikan aliran sungai. Termasuk pengurangan pasokan irigasi untuk pertanian ke Kabupaten Sragen.

Lantas munculnya limbah itu karena menurunnya debit air dari Dam Colo seiring musim kemarau panjang. Sehingga adanya limbah yang masuk ke sungai tersebut tidak bisa mengalir lancar dan menimbulkan bau.

“Air dari Dam Colo debit yang dikirim berkurang, dari yang seharusnya ke Sragen. Limbah yang masuk sungai Bengawan Solo tidak bisa mengalir karena air dari hulu berkurang. Sehingga flashingnya biasanya lancar jadi tersendat menjadikan bau,” jelasnya.