FOKUS JATENG-KARANGANYAR – Juliyatmono, bupati terpilih Kabupaten Karanganyar periode 2018 – 2023 membuktikan janji kampanyenya membangun anak tangga pendakian puncak Lawu. Janji ini dipenuhi tepat pada peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-73, Jumat 17 Agustus 2018.
Pembangunan ini juga bukti Pemkab Karanganyar memulai mempercantik akses wisata ke Gunung Lawu. Pembangunan anak tangga gunung Lawu ini dilakukan selama tiga tahun ke depan, dan tidak menggunakan dana dari APBD.
Hal inilah yang diungkapkan Bupati Karanganyar Juliyatmono saat prosesi peletakan batu pertama membangun gapura Pos Pendakian di Cemoro Kandang, Tawangmangu. Dalam sambutannya, orang nomor satu di pemerintahan Karanganyar itu meminta izin kepada seluruh pecinta alam, komunitas anak gunung maupun pemerhati gunung untuk mulai membangun akses yang lebih nyaman hingga di Hargodumilah yang merupakan puncak gunung Lawu.
“Motivasi kita membangun anak tangga adalah untuk ikut menjaga Gunung Lawu ini agar tetap wilujeng slamet, dan aman. Yakni menyelamatkan siapa saja yang ingin ke puncak Lawu,” kata bupati Juliyatmono di hadapan Muspida Koordinator Karanganyar dan berbagai elemen pecinta lingkungan.
Gunung Lawu kata bupati memiliki sejarah yang sangat panjang, dan menjadi saksi dan bukti terbentuknya Republik Indonesia. Gunung yang dikenal memiliki keindahan alam dan memiliki eksotisme tersendiri sehingga memiliki daya tarik yang kuat. Terbukti, berbagai tokoh nasional, baik presiden maupun lainnya banyak yang melakukan pendakian di gunung yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur tersebut.
“Gunung ini sangat indah, tidak pernah menyengsarakan. Adanya Gunung Lawu bahkan berkah karena sebagai gentongnya air di Solo dan sekitarnya. Pentingnya menjaga ekosistem Gunung Lawu diibaratkan menanam satu pohon baru 10 tahun kemudian rembesan airnya sampai di Bengawan Solo,” urai dia.
Pembangunan anak tangga hingga puncak lawu itu sebut bupati, tidak ada keinginan untuk merusak ekosistem alam. Anak tangga yang dibangun di gunung Lawu tidak permanen, melainkan menata bebatuan alami. Tujuan pembangunan anak tangga itu tak lain untuk mempermudah akses sekaligus memastikan keselamatan bagi pendaki.
“Tak ada sedikit pun berniat umtuk eksploitasi. Justru ini untul melestarikan alam. Siapapun yang ingin muncak agar tidak tersesat karena ada petunjuknya. Kalau memang bagi pendaki kurang tantangan, bisa melalui jalur lain yang masih alami,” jelasnya.
Sumber dana yang digunakan untuk membangun anak tangga menurut bupati sama sekali tidak menggunakan APBD Karanganyar. Pembangunan akses pendaki itu akan menggalang berbagai pihak ketiga untuk memberikan Corporate Social Responsibility (CSR).
“Sama sekali tidak ada APBD, kalau dari Kementerian yang akan memberikan justru boleh. Saya juga telah izin kepada Bu Menteri serta kepada pemerintah pusat,” imbuhnya.
Pembangunan anak tangga gunung Lawu ini direncanakan akan selesai 3 tahun ke depan, yakni pada 17 Agustus 2020 mendatang. Pembangunan akses untuk mempermudah ke puncak Lawu juga diharapkan dapat menjadikan pesona wisata di Karanganyar kian menasional.
“Pembangunan anak tangga sampai di puncak gunung ini satu-satunya di Indonesia. Mudah-mudahan menjadi pesona wisata Internasional yang melestarikan alam sekitar,” tandasnya.