PERISTIWA: Korban Keracunan Masal Kalijambe Sragen Bertambah Capai 125 Orang

Korban keracunan masal masih menjalani perawatan intensif Selasa 28 Agustus 2018. (Huriyanto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG – SRAGEN – Kasus keracunan masal di Dukuh Kalioso, Desa Jetis Karangpung, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, mencapai 125 orang Selasa 28 Agustus 2018. Meski tidak sampai memakan korban jiwa, namun sebagian dari mereka sempat rawat inap di Puskesmas Kalijambe dan RSUD Gemolong.

Awalnya mereka mengikuti jalan sehat HUT Kemerdekaan RI ke-73 Minggu 26 Agustus 2018. Lantas pada Senin pagi 27 Agustus 2018 mereka merasakan pusing, mual, panas, dan diare.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen dr. Hargiyanto ikut terus memantau hingga pukul 23.30 WIB di lokasi. Hingga Selasa pagi, terdapat 125 korban, namun belum ada penambahan lagi setelah itu.

Hargiyanto mengatakan, yang menjalani rawat jalan ada 84 orang, rawat inap di Puskesmas ada 26 orang dan 15 orang dirujuk di tiga rumah sakit terdekat, yakni RSUD Dr Suratno Gemolong, RS Yaksi Gemolong dan RS Assalam Gemolong.

”Saya pantau yang menjalani rawat inap membaik, hari ini terus kita pantau,” jelasnya.

Keluhan terkait kasus tersebut bertahap. Pertama hanya beberapa saja saat sore hari. Namun semakin malam, jumlah warga yang mengeluh juga semakin banyak.

Sampel makanan sudah dikirim kemarin ke BLK Semarang. Namun hasil dari uji laboratorium belum bisa keluar. Pihaknya tidak bisa memastikan waktu hasil uji laboratorium keluar.

”Kami harap secepatnya dapat disampaikan. Kami tidak bisa menjanjikan sehari dua hari bisa keluar, karena baru kita antar pagi tadi,” bebernya.

Pasien yang mendapat rawat inap justru orang dewasa. Sebagian besar anak-anak hanya menjalani rawat jalan. Sedangkan makanan yang dikirim ke laboratorium masih dalam pengujian. Dia mengirim semua sampel kecuali tahu bacem lantaran sudah habis tak tersisa.

Selain itu, tidak bisa menuding pihak yang bertanggung jawab. Karena sebelum gerak jalan, masyarakat memasak bersama-sama.

”Karena yang masak bareng-bareng gotong royong. Dan menimbulkan yang sama pada hari yang sama,” jelasnya.