FOKUS JATENG – SRAGEN – Pendaftaran Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) mulai dibuka Rabu 19 September 2018. Namun ternyata saat mengunjungi laman website https://sscn.bkn.go.
Kordinator Guru K-2 Sragen Uut Haryanto mengaskan, menolak diskriminasi persyaratan usia dalam penerimaan CPNS jalur umum. Dia menyampaikan persyaratan usia ini menutup peluang honorer yang mengabdi belasan tahun untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak. Dari 1.160 orang honorer K2 Sragen, sekarang yang usianya dibawah 35 tahun hanya 96 orang. Terus yang lain mau diapakan,” keluh Uut, Kamis 20 September 2018.
Dia menyampaikan, akan ikut Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) di Jakarta pada 25 September nanti. Dalam rakornas akan dikeluarkan usulan yang akan disampaikan ke pemerintah pusat. Jika usulan yang disusun dalam rakornas nanti tidak ada kepastian, pihak guru honorer akan menggelar aksi demo besar-besaran.
”Tim kami di Sragen akan menunggu hasil rakornas tanggal 25, bila rakornas tidak ada kebijakan yang memuaskan, dipastikan akan ada aksi demo besar-besaran,” tegasnya.
Uut juga sudah berupaya membangun komunikasi dengan Sekda Sragen terkait nasib honorer K2 yang sudah melewati ambang batas usia. Namun tidak ada jawaban yang memuaskan dan terbentur pada aturan pemerintah pusat.
Sementara itu, salah satu Guru Yayasan di Sragen Dwi (29) menyampaikan pihaknya cukup kerepotan mengurus berkas di kampus. Warga Gemolong ini menyampaikan persyaratan Akreditasi jurusan memaksa calon pelamar harus susah payah mengurus di kampus.
”Kalau yang rumahnya dekat, mungkin tidak terlalu masalah. Tapi yang rumahnya jauh juga harus antri. Tadi saja antrian sudah harus menunggu tiga hari, selain mengurus akreditasi jurusan, juga mengurus legalisir ijazah,” ungkap alumni UNS ini.
Selain itu, Dwi juga sudah berusaha membuka website untuk mendaftar Rabu Siang. Kenyataanya memang sulit terbuka. Terlepas masalah tersebut terkait kendala teknis jaringan atau masalah yang lain.