Lima Partai Besar Tidak Mengikuti Deklarasi Pemilu Damai yang Digelar Bawaslu Sragen di Museum Sangiran

Deklarasi pemilu damai yang digelar Bawaslu Sragen di Museum Sangiran, Senin 1 Oktober 2018. (Huriyanto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-SRAGEN-Memasuki masa kampanye, Bawaslu Kabupaten Sragen, Jawa Tengah (Jateng) menggelar deklarasi pemilu damai di Museum Sangiran, Kalijambe, Senin 1 Oktober 2018. Dipilih Museum Sangiran bukan tanpa alasan.

Lokasi ini dipilih sebagai upaya terus-menerus mengenalkan bahwa Indonesia memiliki museum level dunia dengan koleksi fosil sejarah manusia purba yang tidak dimiliki museum dunia lainnya. Isi deklarasi ini yakni:

  1. mewujudkan pemilu 2019 yang luber dan jurdil.
  2. menolak politik uang atau  politisi sara serta kampanye hitam
  3. mewujudkan pemilu 2019 yang aman dan damai
  4. saling menghormati serta menjaga kesatuan dan persatuan bangsa
  5. mengawasi pelaksanaan pemilu 2019 dan menciptkan iklim kondusif

Tapi sayang, deklarasi damai ini tanpa kehadiran perwakilan lima partai besar di Sragen. Parpol ini yakni PDI Perjuangan, Partai Golkar, Partai Nasdem, PPP, dan PAN. Ketidakhadiran perwakilan tersebut membuat bawaslu kecewa. Hal ini mengingat deklarasi ini diselenggarakan untuk kepentingan partai peserta pemilu sendiri.

Ketua Bawaslu Sragen Dwi Budi Prasetyo mengatakan, pihaknya sudah mengundang partai politik satu minggu yang lalu untuk acara deklarasi. “Berkaitan dengan ketidakhadiran mereka karena pagi hari ini bersamaan sidang paripurna di gedung DPRD. Sehingga mungkin dari pimpinan partai politik lebih mementingkan rapat paripurna di DPRD,” katanya.

Pihaknya menyadari kesibukan masing masing partai. Namun ke depannya, pihak Bawaslu Sragen akan meneruskan dengan cara menembusi masing-masing partai yang tidak hadir. “Apakah mereka berkomitmen menjaga pemilu 2019 kondusif atau tidak, nanti kita tindak lanjuti,” terang dia.

Sementara itu, Kepala Musium Sangiran Muhammad Hidayat mengatakan, terkait terselengaranya deklarasi di Musium Sangiran boleh-boleh saja. Terpenting menurut dia bukan acara politik. “Ini boleh-boleh saja, asal jangan acara politik. Ini kan umum acara damai, tidak masalah,” jelasnya.