FOKUS JATENG-SRAGEN-Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Tengah (Jateng) Taj Yasin Maimoen hadir di Sragen Kamis 4 Oktober 2018. Kedatangannya di Pondok Pesantren (Ponpes) Walisongo, Kelurahan Plumbungan, Kecamatan Karangmalang, Sragen, untuk sosialisasi antinarkoba dan terorisme.
Acara tersebut mengambil tema “Santri Keren, Santri Pelopor Antiradikalisme dan Narkoba”. Di sela acara, Yasin mengaku merasa prihatin dengan peredaran narkoba. Penangkal penyalahgunaan narkoba adalah penguatan akhlak dan iman yang dapat ditempuh melalui pendidikan di pondok pesantren.
“Ponpes memiliki sistem pengawasan peserta didik dan pendidikan yang menguatkan pada karakter remaja,” terangnya.
Dia mengajak kepada para santri harus mendapat pemahaman, tidak hanya di ponpes tapi juga seluruh masyarakat. Untuk menekan peredaran pihaknya masukkan ke karakter pengetahuan agama. “Karena semua agama itu menolak. Kalau pendidikan agama kita kuatkan akan beda. Peran pesantren peran BNN vital di sini,” tutur dia.
Sementara itu, data yang diperoleh dari Badan Nasional Narkotika Provinsi (BNNP) Jateng pada 2017 lalu, 523 ribu orang sebagai pengguna naarkoba. Dari jumlah tersebut 27 persennya adalah pelajar,bahkan data ini disebut ibarat fenomena gunung es, bisa jadi pengguna narkoba lebih besar. Bahkan pengguna narkoba ini sudah merambah 35 kabupaten/kota di Jateng.
KH Ma’ruf Islamuddin, Pimpinan Ponpes Walisongo mengatakan, dengan adanya radikalisme dan narkoba membahayakan dan sangat memprihatinkan. Narkoba itu dari agama dilarang, sesuatu yang dilarang oleh agama otomatis tidak baik dunia akhirat. “Contoh kalau anak sudah kecanduan narkoba itu nanti akan merusak otak terus merusak keuangan dan sebagainya, maka dari itu ditolak keras,” jelasnya.
Dikesempatan yang sama, Wakil Bupati Sragen Dedy Endriyatno mengatakan, pendidikan pondok pesantren sangat penting untuk menanggulangi narkoba dan radikalisme. Dedy pun menceritakan pengalaman salah satu warganya. Sangat tekun beribadah saat masih duduk di bangku SMP dengan mondok.
“Namun setelah pindah pendidikan ke SMA umum, berubah total dan menjadi pecandu narkoba. Dedy pun mengingatkan kepada orang tua agar tidak setengah-setengah dalam memberikan pendidikan kepada putra-putrinya,” ajaknya.