FOKUS JATENG-SRAGEN-Tingkat kepedulian masyarakat, khususnya di perkampungan/pedesaan sangat kental dengan budaya gotong-royong. Hal ini bisa ditemui dalam kehidupan sehari-hari.
Realita ini pun bisa digunakan untuk mengasah dan mengajarkan kepekaan nilai-nilai sosial para prajurit TNI yang bertugas di lokasi TMMD Reguler ke-103 Kodim 0725/Sragen di Desa Sukorejo, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen.
Dalam kondisi dinamika kehidupan pedesaan yang dimulai dari terbit hingga terbenamnya matahari mengajarkan berbagai hal tentang makna hubungan manusia dengan alam agar dapat sinergi dan selaras. Sehingga akan terwujud keseimbangan dan kepedulian sosial antar sesama masyarakat.
Lokasi sasaran TMMD pembuatan embung terletak di samping jalan yang ramai dilalui warga beraktivitas sehari-hari, baik dari memanen hasil kebun dan lain sebagainya. Misalnya Sumarni (54), warga Dukuh Sukorejo, Desa Sukorejo, yang tiap hari selalu melintasi jalan ini.
Punggungnya yang sudah tidak lagi tegak, terikat sekeranjang rumput dan ilalang segar yang sudah ditunggu sapi peliharaanya. Langkahnya seperti ingin dipercepat namun ragu, di depanya seorang laki-laki gempal berbaju loreng sedang bersiap-siap memulai harinya dengan pekerjaan besar mewujudkan mimpi warga menyelesaikan embung untuk pengairan sawah warga.
Sebentar tertegun, laki-laki yang sendiri tadi ditatapnya tiba-tiba sudah berada di depanya sambil menyorongkan kedua tangannya ke arah punggung. “Mari saya bantu mengangkat rumputnya buk,” tawar laki-laki gempal yang ternyata adalah, Serda Asih, anggota Satgas TMMD yang hari ini sedang berada di lokasi kerja.
Serda Asih mengatakan, dirinya berinisiatif mengambil alih bawaan Sumarni yang berupa sekeranjang rumput karena tidak tega melihat wanita tua tersebut berjalan patah-patah sambil memanggul beban sangat berat.
“Sebagai prajurit kita wajib menjunjung tinggi Sapta Marga dan Sumpah Prajurit, bagi saya membantu rakyat, apalagi seorang wanita yang sudah berusia tua. Merupakan suatu keharusan dan ini adalah sifat prajurit yang memang harus diterapkan. Saya melihat bu Sumarni teringat dengan ibu saya dirumah,” ujarnya.