FOKUS JATENG-BOYOLALI-Warga Boyolali yang bermukim di daerah rawan longsor mulai waswas seiring memasuki musim hujan. Mereka khawatir jika hujan deras terjadi longsor menimpa rumah mereka.
Mengantisipasinya, mereka memilih tidak tidur di kamar tidur ketika hujan turun. Yakni memilih di ruangan yang jauh dari dinding rumah dekat tebing. “Kalau hujan deras terus terang wawas longsor. Jadi kami sekeluarga milih tidur di ruangan lain,” tutur Widianto, warga Dukuh Songgobumi, Desa Mriyan, Kecamatan Musuk, Boyolali, Jumat 16 November 2018.
Hal tersebut untuk mengantisipasi jika terjadi longsor yang menimpa rumahnya. Seperti diketahui, Dukuh di Desa Mriyan, Kecamatan Musuk tersebut termasuk salah satu wilayah yang rawan longsor. Berada di lereng Gunung Bibi atau Gunung Merapi sisi timur.
Perkampungan itu berada di lereng bukti dengan tingkat kemiringan cukup curam. Antara rumah yang satu dengan tetangganya dipisahkan dengan galengan atau tebing pekarangan yang tinggi dan hampir tegak lurus. Bahkan, ada yang tingginya melebihi atap rumah dibawahnya. Rata-rata antara galengan dengan bangunan rumah pun hanya berjarak sekitar 1,5 hingga 2 meter saja.
Sehingga galengan pekarangan tetangganya longsor, akan menimpa bangunan rumah di bawahnya. Kejadian tanah longsor yang menimpa rumah penduduk di Boyolali, rata-rata juga karena terkena longsoran dari pekarangan di sampingnya.
Tak hanya itu, warga di dukuh tersebut juga khawatir jalan satu-satunya menuju kampungnya tertutup longsor. Pasalnya, jalan itu menyusuri lereng jurang yang dalam.
Memasuki musim penghujan, sejumlah bencana alam mengancam warga Boyolali. Antara lain, angin ribut, tanah longsor dan banjir. Hampir seluruh wilayah di Kota Susu itu, termasuk saerah rawan bencana angin kencang.
Kemudian daerah rawan longsor antara lain Kecamatan Selo, Ampel, Cepogo, Musuk, Simo, Klego dan Kemusu. Kecamatan Selo, Ampel, Cepogo dan Musuk berada di lereng Gunung Merapi dan Merbabu. Sedangkan Kecamatan Simo, Klego dan Kemusu rawan longsor karena merupakan tanah labil atau tanah gerak.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, Purwanto, mengatakan telah memetakan daerah-daerah yang rawan bencana tersebut. Dari bencana banjir, tanang longsor, angin kencang hingga gunung meletus.
“Untuk daerah rawan longsor, ada 6.943 KK yang terancam bencana tanah longsor,” ungkap Purwanto ditemui di ruang kerjanya.
Daerah yang wilayahnya paling banyak rawan longsor yakni Kecamatan Selo dan Cepogo. Dari 10 desa di Kecamatan Selo, 9 diantaranya dipetakan daerah rawan longsor. Sementara di kecamatan Cepogo, sebanyak 15 desa di wilayah tersebut seluruhnya masuk kategori rawan longsor.
Sedangkan untuk daerah rawan banjir yakni kecamatan Ngemplak, Banyudono, Sawit, Wonosegoro, Kemusu dan Juwangi. Banjir yang terjadi yakni karena luapan sungai, sehingga juga cepat surut.