FOKUS JATENG-BOYOLALI-Gunung Merapi di sisi sebelah barat Kabupaten Boyolali dengan tenang masih menunjukan aktivitasnya. Sejak dinyatakan berada di level 2 atau Waspada, geliat aktivasnya mulai meningkat. Melansir dari akun twitter resmi milik Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), menyatakan bahwa pertumbuhan kubah guguran lava mulai terjadi pada tanggal Kamis (22/11) yang dominan mengarah ke barat laut dalam area kawah. Kemudian, pada tanggal Jumat (23/11) dimana telah terjadi empat kali guguran lava mengarah ke bukaan kawah, hulu Kali Gendol dengan jarak luncur terjauh sebesar 300 meter yang terjadi pada pukul 19.05 WIB.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali, Bambang Sinungharjo menyatakan bahwa dengan melihat letusan Gunung Merapi pada 2010 yang lalu, pertumbuhan kubah lava ini masih tergolong sangat kecil. Akan tetapi, pihaknya tetap bersiap jika terdapat kemungkinan lain.
“Jadi kalau kita bandingkan, saat ini masih jauh tidak begitu mengkhawatirkan. Kita tetap mengantisipasi bahwa sesuai instruksi bahwa radius 3,5 kilometer dari Kawasan Rawan Bencana (KRB) tidak boleh dihuni oleh masyarakat,” ungkapnya saat ditemui di ruang kerja pada Senin (26/11).
Dijelaskan lebih lanjut, wilayah Kabupaten Boyolali yang berada di KRB yakni Desa Jrakah, Klakah, dan Tlogolele yang berada tepat di lereng gunung teraktif di dunia tersebut. Sebagai langkah untuk berjaga, BPBD telah menyediakan posko merapi yang akan bersiap selama 24 jam setiap hari.
“Kepada warga masyarakat agar tidak terlalu dibesar besarkan beritanya. Prinsip harus waspada. Lava pijar kemarin reaksi dari kubah lava yang tidak begitu membahayakan, tetapi kita selalu memperingatkan untuk tetap waspada,” jelasnya.
Sementara itu, petugas Pos Pengamatan Gunung Merapi di Jrakah; Kecamatan Selo, Tri Mujiyanto membenarkan pernyataan dari BPPTKG bahwa aktivitas Gunung Merapi masih berada di area kawah dan belum mengarah ke bagian hulu alur sungai di sebelah tenggara.
“Saat ini aktivitas Merapi masih tetap dalam level 2 Waspada, sedangkan data perkembangan masih belum ada peningkatan,” katanya.
Untuk itu, pihaknya mengimbau masyarakat yang paling dekat, saat ini diperlukan kewaspadaan dan selalu mengikuti jika ada arahan dari pemerintah daerah setempat.