FOKUS JATENG-KARANGANYAR-Pembangunan embung penampung air di Desa Gentungan, Kecamatan Mojogedang, Karanganyar, Jawa Tengah banyak dikeluhkan oleh petani sekitar. Pasalnya, pembangunan embung yang bersumber dana dari Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI itu belum ada satu bulan diserahkan namun sudah jebol.
Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Tani Mulyo 2, Sugiarno mengatakan, jebulnya embung yang baru sekitar tanggal 15 November 2018 lalu diserahkan kepada pemerintah itu terjadi pada Jumat (7/12) lalu, sekitar pukul 22.00 WIB. Saat itu kondisi air di embung tersebut terpantau normal karena tidak ada hujan deras maupun pasokan air besar dari sungai diatasnya. “Tidak ada banjir, aliran airnya juga standar, hanya kecil. Artinya ini bukan karena faktor alam,” kata Suguarno saat ditemui di lokasi embung, Senin (10/12/2018).
Melihat usia yang belum ada satu bulan namun sudah ada yang jebol, petani di daerah sekitar justru banyak yang mempertanyakan. Pasalnya, pembangunan embung yang menelan anggaran hampir satu millyar itu kualitasnya bangunannya diragukan. Bahkan dari beberapa petani anggotanya ada yang melaporkan jika sebelum jebol sudah terlihat tanda-tanda akan rusak. “Dua hari sebelum jebol sudah kita sangga dengan bambu. Dua hari berselang ternyata benar tanggulnya jebol,” papar dia.
Pria yang menjadi Ketua Rukun Warga ini bahkan telah berulang kali mencoba memberikan informasi kondisi embung yang akan jebol kepada pemerintah. Baik Badan Pemerintahan Desa (Bapermades) di Karanganyar sebagai tangan panjang pemerintah pusat maupun kepada pihak kontraktor pelaksana proyek. Hanya saja informasi yang diberikan tidak mendapat respon.
“Kita sudah laporkan jika kondisi embung tidak bagus. Sejak awal dibangun masyarakat tau kalau nanti embung itu tidak akan berumur lama. Perkiraan kami bangunannya tidak sesuai spek, karena tidak ada gambar di lokasi,” urai Sugiarno.
Disebutkan, adanya embung di Desa Gentungan tersebut memang atas permintaan gabung kelompok tani yang ada di sesekitar embung. Hanya saja dalam pelaksanaannya, pembangunan embung penopang air tidak sesuai dengan harapan petani yang kualitas bangunannya tergolong rendah. “Petani sebenarnya sudah sengkuyung bak pikiran maupun tenaga agar embung itu baik. Tapi hasilnya justru sebaliknya,” tandasnya.
Hal serupa dikatakan Suyono petani lainnya yang menyebutkan kondisi jebolnya embung ini merugikan masyarakat. Pasalnya, memasuki musim tanam namun petani tidak bisa karena kondisi embung yang rusak. “Kalau seperti ini petani yang rugi, karena musim tanam tapi tak bisa menikmati air karena kondisi embung rusak,” imbuh dia.
Petani berharap pihak terkait dapat menindaklanjuti keluhan terkait embung yang dibangun dari Kemendes PDTT tersebut. Petani juga meminta untuk kualitas bangunan embung ditingkatkan agar tidak mengecewakan dikemudian hari.
Sementara itu, Kepala Badan Pemerintahan Desa (Bapermades) Karanganyar Utomo Sidi saat dikonfrimasi terpisah mengungkapkan jika pihakya tidak mengetahui secara detail terkait pembangunan embung di Desa Gentungan, Mojogedang tersebut. Pihaknya menyerahkan kepada dinas trekait sebagai leading sektornya. “Kalau dari Bapermades hanya menerjunkan tim teknis kecil saja, setingkat kasi. Untuk yang lebih mengetahui adalah dari Dinas Pertanian,” ucapnya singkat.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Karanganyar Supramnaryo saat dikonfirmasi trepisah juga belum ada tanggapan. Pesan singkat yang dikirimkan fokusjateng.com juga belum ada tanggapan dari dinas terkait.