FOKUS JATENG-SRAGEN-Bermain gangsing tradisional, begitulah kegiatan yang dilakukan sejumlah warga di Dukuh Karang, Desa Gading, Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah di sela – sela waktu luang usai musim tanam Padi dan matun menbersihkan rumput pada Padi di sawah.
Tidak inggin membuang waktu sebelum musim panem Padi itulah, sejumlah warga melestarikan permainan tradisional Jawa yang mereka berikan nama “Gangsingan”. Gasing yang terbuat dari bahan kayu landing jawa ( pete cina ) inilah yang sering digunakan oleh warga.
Cara pembuatannya juga cukup mudah, warga hanya mengunakan alat – alat sederhana seperti Gergaji, Kampak, Alat ukur meteran, Grenda, Pasah Kayu, Palu. Proses pertama memilih kayu yang akan digunakan selanjutnya memotong patang kayu, setelah di pilih kayu langkah selanjutnya dipotong – potong kecil – kecil dengan ukuran 16 cm.
Setelah kayu terpotong potong kemudian di desain dengan cara di petel dengan alat kampak baik bagian bawah dan desain kepala gangsingnya. Setelah di jadi gangsing yang sudah terbentuk itulah kemudian di haluskan dengan cara di grenda dan di percantik lagi.
Ketika gangsing sudah jadi, langkah selanjutnya pembuatan wet atau tali yang terbuat dari kulit pohon waru yang sudah di rendam di air selama 3 sampai 4 hari dan kemudian di lilit seperti membuat tali tambang atau menyerupai cambuk dengqn panjang 2 sampai dengan 3 meter sesuai selerai masing masing pemain.
Ketika wet ( tali ) dan gangsing sudah jadi selanjutnya belasan warga berkumpul di salah satu halaman rumah warga, mereka saling memainkan gangsing – gangsing andalan mereka untuk di di tarungkang, gangsing yang berputar lebih lama maka mereka menjadi pemenang dan gangsing yang kalah harus di patu ( ditabrak ) oleh gangsing gangsing yang berputar lebih lama tadi saat start atau cari poin.
Begitulah cara pembuatan dan cara memainkan gangsing tradisional yang ada di Desa Gading. Parjan (64) Warga Karang Rt 01, Desa Gading, Kecamatan Tanon, Sragen pada Fokusjateng.com mengatakan, bahwa permainan gangsingan tersebut sudah ada sejak jaman dulu.
“Dari jaman saya kecil sudah ada mas, biasanya kita mainkan setiap sore hari habis mengembala kambing dan cari pakan sapi di sawah, main gangsingan ini menjadi kegiatan rutin anak anak jaman dulu karena permainan ini paling menyengankan, ada yang jadi raja dan ada yang kalah gangsingannya di patu atau di tabrak dengan gangsing raja,” kata dia, Senin 24 Desember 2018.
Selain itu, ternyata Parjan selain ahli dalam membuat gangsing tradisional ternyata Parjan sehari – hari berprofesi sebagai tukang kayu di rumahnya. “Iya mas biasanya anak anak pada minta tolong ke saya suruh bikinkan gangsing, selain anak anak juga orang dewasa ikut minta tolong suruh menbuatkan gangsing untuk di mainkan bareng – bareng sore hari,” bebernya.
Parjan Sangat berharap meski jaman sudah semakin maju, dirinya sangat berharap agar anak – anak generasi saat ini tidak meninggalkan permainan – permainan tradisional jaman dulu. “Semoga anak anak bisa tetap melestarikan permain tradisional seperti ini, jangan hanya main game di hp saja, tapi bisa bermain permaian ini bareng bareng sama teman lebih baik,” harapnya.
Sebagai tambahan, permainan gangsingan ini masih terjaga selalu di mainkan setiap tahunya di Dusun Karang, Desa Gading. Baik anak anak dan Remaja dan Orang tua meskin permainan tradisional semakin ditingalkan.