Rawan Kecelakaan, Simpang Tiga Wika Mojosongo Boyolali Dipasang Rambu Traffic Light

Pemasangan rambu traffic light di simpang tiga Wika Mojosongo, Boyolali. (Yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Simpang tiga di Jalur Solo-Semarang di Dukuh Pomah, Kecamatan Mojosongo, yang menjadi lokasi rawan kecelakaan, akhirnya dipasang lampu lalu lintas atau traffic light yang diakomodasi melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Wijaya Karya Beton (WIKA Beton). Barrier atau penutup jalan di pertigaan tersebut juga dibuka, setelah sebelumnya ditutup pasca kecelakaan yang menewaskan tujuh orang pada Oktober lalu.

Mewakili Kapolres Boyolali, AKBP Kusumo Wahyu Bintoro, Kasatlantas AKP Febriyani Aer, usai serah terima lampu lalin dari PT WIKA Beton ke Dishub Boyolali, Jumat 4 Januari 2019 menjelaskan, pertigaan yang dikenal sebagai pertigaan Wika tersebut menjadi salah satu lokasi dengan frekuensi kecelakaan lalu lintas cukup tinggi dan sudah ditetapkan sebagai black spot di Boyolali.

“Kita hitung perkaranya. Jika dalam sebulan ada korban meninggal dunia sebanyak 10 korban jiwa, kita nyatakan itu menjadi daerah blackspot,” terangnya.

Pertigaan tersebut menjadi rawan kecelakaan, sebab dengan lalu lintas yang padat menyeberang ke pertigaan, jalur yang lurus dan menurun cenderung membuat kendaraan melaju kencang.

“Batas kecepatan maksimal 80 km/jam, tapi kendaraan yang melintas di jalur ini banyak yang melaju hingga 100 km/jam,”

Sementara pembukaan penutup jalan di pertigaan yang menjadi akses utama kendaraan PT WIKA Beton keluar ke jalan utama tersebut, jelasnya, sudah memenuhi syarat yang diperlukan untuk menekan angka lalin di titik blackspot tersebut, yaitu pemasangan pita kejut, papan himbauan, serta keberadaan traffic light.

“Jalan dibuka untuk kepentingan bersama,”

Direktur Teknik PT WIKA Beton, Sidik Purnomo mengatakan, pembukaan penutup jalan di pertigaan tersebut, selain mengakomodasi kelancaran akses kendaraan berat pengangkut beton yang keluar masuk pabrik dengan frekuensi hingga 25 kendaraan/hari, juga untuk kepentingan umum lainnya. Sebab akses tersebut juga menjadi jalur kendaraan yang keluar atau menuju pintu tol Boyolali.

“Ditutup memang paling aman, tapi pertimbangan di sini juga dibuka untuk keluar-masuk ke jalur tol, sehingga akses menuju pintu tol Boyolali makin banyak,” katanya.

Dengan tingginya angka kecelakaan di lokasi tersebut yang membuat pertigaan ditutup, pihaknya lalu berinisiatif dan mengakomodasi pembukaan pembatas jalan di pertigaan setelah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan, diantaranya pengadaan traffic light yang dipasang di tiga titik yang diadakan melalui program CSR.

“Setelah serah terima, pemelirahaan kita kembalikan pada Dishub sebab sudah menjadi aset Dishub. Tapi kami juga tentu akan berkontribusi pemeliharaan untuk memastikan kendaraan yang keluar-masuk pabrik kami menyeberang dengan aman,”