FOKUS JATENG-SRAGEN-Mardiyah (90), warga Banaran, Desa Suwatu, Kecamatan Tanon, Sragen, Jawa Tengah, ditemukan mengapung di sungai desa setempat Selasa 8 Januari 2019. Saat ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
Meninggalnya Mardiyah ini setelah hilang beberapa hari sebelum ditemukan. Kali pertama yang menemukan jasad Mardiyah adalah pihak keluarga yang melakukan pencarian. Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun fokusjateng.com, Mardiyah meninggalkan rumah tampa pamit keluarga yang ditinggali.
Mengetahui tidak berada di rumah, anak Mardiyah bernama Mustajilah memiliki firasat yang tidak enak, lalu pihaknya mencari keberadaan Mardiyah, pada saat mencari kesana kemari, keberadaan Mardiyah juga tidak kunjung ditemukan, lantas pencarian tersebut di perluas hingga ke rumah salah satu keluarganya, yang berada di Desa Bangkle, tetap saja Mardiyah tidak ditemukan juga.
Pencarian semakin panik, saat pihak keluarga tidak menemukan, pencarian dilanjutkan di sekitar sungai, benar saja pihak keluarga menemukan sosok jasad Mardiyah di sepanjang aliran sungai suwatu yang terletak 500 meter di belakang rumah miliknya.
Mardiyah yang ditemukan dengan kondisi sudah mengapung dengan mengunakan baju lengan panjang warna merah serta kain jarik motif batik bernyawa coklat.
Kejadian ini langsung dilaporkan petugas, dari Polsek Tanon dan tim dari Polres Sragen segera mendatangi lokasi kejadian, Mayat korban kemudian dievakuasi.
Dari kejadian tersebut, pihak Kepolisian telah menawarkan kepada pihak korban apakah perlu diotopsi, dari pihak keluarga korban tidak menghendaki untuk diotopsi.
Lantas saja pihak keluarga membuat surat pernyataan dan menerima kenyataan ini jika korban meninggal dunia karena kecelakaan terpeleset di sungai serta tidak diketemukan tanda tanda penganiayaan. Kapolres Sragen, AKBP Yimmy Kurniawan pada Wartawan membenarkan kejadian tersebut.
“Menurut keterangan saksi yaitu anaknya bahwa ibuknya sudah dalam keadaan pikun, korban dimungkinkan terpeleset. Dari hasil pemeriksaan tim identifikasi polres Sragen dan Tim medis Dr Puskesmas Tanon 1 Dr Yeni Rahmawati bahwa tidak adanya tanda tanda penganiayaan,” ujarnya.