Sebaran Demam Berdarah Hantui Masyarakat, Ini Langkah Pencegahan Dinkes Boyolali

Kepala Dinkes Boyolali Ratri S. Lina (Yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Sebaran demam berdarah dengue (DBD) di wilayah Boyolali patut diwaspadai. Sebab, jumlah penderitanya naik signifikan dari tahun sebelumnya.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali dr. Ratri S. Lina mengatakan, DBD cukup mengancam masyarakat Boyolali selama musim hujan ini. Bahkan jumlah penderitanya melonjak tinggi dari musim hujan sebelumnya.

“Peningkatan angka penderita DBD terjadi se Indonesia,” terangnya kepada wartawan Jumat 1 Februari 2019.

Lina menyebut, hingga hari ini, jumlah penderita DBD mencapai 129 kasus. Jumlah itu terdiri dari Demam Dengue (DD) sebanyak 42 kasus dan Dengue hemorrhagic Fever (DHF) 85 kasus.

“Kalau yang DSS (Dengue Syok Syndrome) yang dapat mengakibatkan penderita meninggal dunia itu hanya 2 orang,” kata Lina. Meski begitu, hingga saat ini di Boyolali belum ada penderita yang meninggal dunia akibat serangan DBD.

Pihaknya juga telah melakukan fogging di wilayah endemic, seperti di Kecamatan Karanggede, Sambi, Teras dan Musuk. Selain itu, sebagai upaya antisipasi, pihaknya juga meminta masyarakat untuk melalukan upaya Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara mandiri.

Terlebih dimusim hujan ini, masyarakat harus lebih waspada. Pasalnya, habitat nyamuk penyebab demam berdarah pun makin meluas. Karena memang air hujan yang tak tertangani dengan baik menyebabkan terjadinya genangan.

“ Kemudian jika ada botol atau wadah yang terisi air hujan, ini bisa menjadi habitat nyamuk aedes aegypti,” katanya.

Untuk itu, pihaknya mengajak masyarakat untuk rutin melakukan pengecekan lingkungan. Jika ada genangan air, maka air perlu dialirkan. Demikian pula botol atau wadah yang sudah tak terpakai, bisa ditimbun tanah agar tak terisi air hujan dan digunakan nyamuk untuk berkembang biak.

“ Kami juga minta kepada Puskesmas untuk mengaktifkan kembali, kelompok Pengendali DBD di lingkungan masyarakat setempat,” imbuh Lina.