Program Aplikasi Sistem Monitoring Sapi Pemkab Boyolali Ditarget 5.000 Ekor

Petugas mendeteksi sapi dalam program SIMAPI. (Yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Setelah diluncurkan tahun 2018 lalu pendataan secara digital menggunakan aplikasi bernama Sistem Monitoring Sapi (SIMAPI) ditargetkan mampu mendata hingga 5000 ekor sapi di Boyolali.

Tahun lalu, Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Boyolali sudah mampu mendata 2.888 ekor sapi, kemudian sisanya sebanyak 2.112 ekor ditargetkan selesai tahun 2019 ini. Pendataan tersebut diawali dengan pemasangan eartag (label pada telinga sapi) dengan kode berupa barcode pada plastik atom diutamakan sapi perah dan jenis kelamin betina.

“Untuk tahun ini kita menyelesaikan untuk memasang eartag untuk 2112 ekor sapi. Tahun lalu sebanyak 2888 ekor di tiga desa Singosari [Kecamatan Mojosongo], Karanganyar, dan Sukorejo [Kecamatan Musuk]. Jadi kita akan melengkapi 5000 ekor itu,” terang Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Boyolali, Afiany Rifdania saat melakukan registrasi sapi di Desa Sumbung, Kecamatan Cepogo pada Kamis (7/2).

Pada kesempatan tersebut, tim dari Disnakkan mendata sebanyak 31 sapi sekaligus melakukan pengambilan darah rutin pada sapi. Kemudian usai diambil sampel darahnya, sapi akan beri vitamin, untuk mengembalikan tubuhnya seperti semula.

“Selain kita memasang eartag kita juga mengambil darah pada induk sapi perah untuk mengetahui penyakit brucellosis atau keluron menular. Karena penyakit ini bisa menular ke manusia selain kepada hewan dan itu yang berbahaya. Setelah hasilnya ketemu kalau hasilnya positif akan kita sembelih paksa, yang akan digantikan bantuan sosial,” imbuh Afiany.

Seperti diketahui aplikasi SIMAPI ini berisi data mengenai sapi tersebut dan bisa dilihat oleh siapapun dan petugas bisa memasukkan data kapanpun. Petugas diberi kode khusus untuk bisa memasukkan data, ketika datang melakukan tindakan seperti mengobati atau tindakan lain.

“Kita bisa terintegrasi untuk kesehatan hewan tapi juga reproduksi, produksi dan pakan dan sebagainya bisa kita masukkan ke dalam aplikasi. Selain pemilik, alamat, data penting lainnya, kapan sapi kawin, kapan dilakukan inseminasi buatan, kapan diperiksa kebuntingan kemudian bisa digunakan untuk lalu lintas ternak bisa dimasukkan ke dalam aplikasi tersebut,” tegas Afiany.

Untuk itu pihaknya mengimbau peternak untuk bisa memanfaatkan program ini dengan memberikan informasi dan meregistrasi ternaknya. Pengambilan darah dan pemberian vitamin ini masyarakat tidak dipungut biaya atau gratis Bahkan ketika ada program pengobatan masal akan diikutkan juga. Selain itu Afiany berharap masyarakat memanfaatkan Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) yang ada di Kabupaten Boyolali yang berada di Kecamatan Ampel, Karanggede, Simo, Mojosongo dan Ngemplak

“Puskeswan tangan panjang kami. Peternak bisa bekerjasama atau melapor kalau membutuhkan tenaga dari Puskeswan atau membutuhkan obat-obatan dari Puskeswan. Selain tiu masyarakat bisa konsultasi, minta bantuan untuk penyakit tertentu yang obatnya sudah disediakan Puskeswan itu sifatnya gratis,” tandasnya.