FOKUS JATENG-BOYOLALI-Para peternak ayam di wilayah Boyolali didorong untuk beralih penggunaan tabung LPJ 3 kilogram ke LPJ nonsubsidi. Langkah ini dilakukan sebagai upaya pembenahan penyaluran LPJ subsidi 3 kg.
Di Boyolali saja dalam setahun, penggunaan LPG subsidi oleh peternak ayam yang digunakan sebagai energi penghangat ternak ayam mencapai 96 ribu tabung per tahun.
“Harapannya penyaluran distribusi LPG subsidi lebih tepat sasaran, karena peruntukannya sebenarnya untuk rakyat miskin,” kata Unit Manager Comm dan CSR MOR IV PT Pertamina, Andar Titi Lestari, di sela deklarasi kerjasama pemasangan instalasi dengan 60 peternak ayam broiler di Boyolali di Pendopo Alit Boyolali, Kamis 14 Februari 2019.
Untuk mendorong hal tersebut, sambung Andar, pihaknya memberikan insentif berupa instalasi pemasangan penghangat kepada 60 peternak ayam di Boyolali agar mereka beralih menggunakan LPG non-subsidi. Secara aspek hukum, konsumsi LPG subsidi di kalangan peternak ayam ataupun kalangan usaha menengah ke bawah memang tak secra tegas dinyatakan sebagai pelanggaran hukum. Namun hal tersebut perlu diluruskan dengan penigkatan kesadaran pengguna, sebab sejatinya LPG subsidi diperuntukkan untuk konsumsi rumah tangga warga miskin.
“Sosialisasi terus kita lakukan agar kesadaran peternak meningkat dalam konsumsi LPG bersubsidi. Program si Boyolali ini menjadi pilot project yang nanti akan diterapkan di wilayah lain agr distribusi gas 3 kg sesuai peruntukannya,”
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Boyolali, Juwaris menambahkan, dari sekitar 600an kandang peternakan ayam di Boyolali, untuk mekanisme penghangat ayam, sebagian sudah besar masih menggunakan gas LPG subsidi. Sehingga hal tersebut perlu diluruskan kembali sesuai aturan pemerintah bahwa LPG subsidi tak diperuntukkan untuk kalangan pengusaha.
“Dari dinas juga akan memberikan perhatian lebih, misal sari aspek kesehatan hewan dan sebagainya,”
Sukron, Ketua Paguyuban Ternak Desa Manyaran, Karanggede, mengatakan, saat ini sistem penghangatan ternak sudah beralih. Jika dulu menggunakan kamput atau remah gergaji kayu, saat ini beralih menggunakan gas LPG. Sementara untuk penggunaan gas 3 kg untuk penghangat ayam untuk satu kandang ayam berkapasitas 3 ribu ekor dalam satu kali masa panen atau selama 35 hari mencapai 18 hingga 20 tabung.
“Kalau sekaramg karena dibantu PT Pertamina dengan pemasangam instalasi penghangat, maka kami beralih menggunakan LPG non-subsidi” tandasnya.