FOKUS JATENG-SRAGEN-Masalah Hoaks dan Ujaran Kebencian terus merajalela di masyarakat. Langkah menangkal hoax dan ujaran kebencian salah satunya lewat ulama dan santri di Pondok Pesantren (Ponpes). Salah satunya Ponpes Walisongo, Kecamatan Karangmalang, kabupaten Sragen mendapat dukungan dari tim Mabes Polri untuk menangkal serangan hoax dan ujaran kebencian.
Tim dari Mabes Polri mendatang Pondok Pesantren (Ponpes) Walisongo, Kelurahan Plumbungan Kecamatan Sragen Kamis 14 Februari 2019 sekitar pukul 16.00. Tim menemui salah satu ulama terkemuka K.Ma’ruf Islamudin sekaligus Pengasuh ponpes Walisongo Sragen. Banyak dukungan yang diberikan terkait langkah polri dalam memerangi fitnah.
”Setahu saya berita bohong, yang namanya bohong itu larangan. Yang membohongi ya berdosa yang dibohongi ya rugi,” tutur ulama Kharismatik ini.
Dia yakin semua agama pasti melarang menyiarkan berita bohong dan ujaran kebencian pada siapapun. Dia memastikan semua agama memerintahkan untuk berbuat baik dan menghindari perilaku buruk dengan berbohong.
”Kalau di Pesantren walisongo alhamdulillah sudah dikondisikan, tiap hari melalui pembelajaran santri. Dididik untuk jujur dan amanah. Dengan deklarasi ini akan menambah pemahaman santri bahwa menyebarkan berita bohong memang harus kita hindari,” kata dia.
K.H Ma’ruf Islamudin menyampaikan tidak ada santri tidak ada yang membawa handphone. Dia menyampaikan jika menghubungi keluarga lewat pengurus. Orang tua santri pun juga diberi arahan untuk mengontrol para santri.
Pihaknya berpesan terkait berita bohong dan ujaran kebencian bukan hal yang baik. Nurani setiap orang pasti bisa merasakan hal yang baik atau hal yang tidak baik. Dia mengingatkan agar jujur dengan diri akan membawa kebaikan.
Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sragen ini menekankan bahwa tiap penceramah NU pasti menekankan di setiap ceramah. Tanpa diperintah setiap Ustad di NU otomatis memberikan masukan anti berita bohong. ”Intinya kalau tau hoax ya harus dihindari, karena tidak baik,” bebernya.
Salah satu Santri Ponpes Walisongo Ahmad Nuralam menyatakan kegiatan deklarasi dan sosialisasi anti hoax sangat dibutuhkan. Mengigat kondisi seperti ini perlu disebarluaskan di berbagai media. Baik media mainstream dan media sosial.
”Mendekati pemilu ini, yang mengurusi media harus bertindak tegas, mana yang suka memberitakan hoak sehingga saat mendekati pemilu sudah berjalan efektif,” terang Ahmad.