Aktivitas Gunung Merapi Menggeliat, Kawanan Monyet Turun ke Pemukiman Warga Selo Boyolali

Kera Gunung Merbabu bercengkerama di habibatnya. (Yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Aktivitas vulkanis Gunung Merapi fluktuatif akhir-akhir ini. Kondisi ini diduga penyebab kawanan monyet di kawasan hutan Gunung Merapi sering turun ke wilayah pemukiman warga.

Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan, Bambang Jiyanto menjelaskan, pihaknya sudah mendapat laporan terkait kawanan monyet yang turun keluar dari kawasan hutan. Biasanya, kawanan monyet turun pada musim kemarau untuk mencari makan di ladang warga karena kelangkaan sumber makanan di ekosistem mereka.

Namun untuk kali ini, mereka turun karena meningkatan aktivitas Merapi. Fenomena ini memang kerap terjadi saat ada peningkatan aktivitas vulkanik Merapi. Tak hanya monyet, jenis hewab lain pun akan turun gunung keluar hutan untuk menghindari aktivitas vulkanis Merapi.

“Kalau sekarang, kawanan monyet dan hewan lain di kawasan hutan Merapi turun karena mereka menghindari adanya aktivitas (vulkanis) di Gunung Merapi. Kalau turun karena makanan tidak mungkin, sebab di atas sedang subur, ” kata Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Boyolali, Bambang Jiyanto, beberapa waktu lalu.

Di wilayah Boyolali, terdapat dua wilayah yang sering dirambah monyet dari hutan Merapi karena berada di batas hutan, yakni Kecamatan Selo dab Musuk.

Turunnya kawanan monyet ini memang cukup mengganggu, sebab mereka juga merambah lahan pertanian. Tak hanya sayur, bahkan pohon tembakau juga ikut rusak karena mereka suka mengkonsumsi bagian batang tembakau yang rasanya manis. Namun karena disebabkan oleh fenomena alam, turunnya monyet ini tak bisa dihindari. “Di beberapa lokasi, monyet turun malahan sampai ke pemukiman warga,”

Kadus Stabelan, Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Maryanto mengatakan, keluarnya kawanan monyet kali ini dari kawasan hutan bukan hal baru bagi warga setempat. Sebab warga sudah sering berinteraksi dengan kawanan monyet yang mencari makanan hingga ke rumah-rumah warga. Biasanya, jenis primata ini bergerak dalam satu kawanan dengan jumlah anggota belasan hingga puluhan ekor.

“Kalau di Desa Tlogolele, hampir semua dukuh sering didatangi monyet, sebab wilayahnya memang berbatasan dengan kawasan hutan. Jadi sudah biasa,”