FOKUS JATENG-BOYOLALI-Sejarah membuktikan, bahwa Negara Indonesia menjadi sasaran dari berbagai pihak untuk dihancurkan dengan berbagai cara. Adanya keinginan untuk merubah dasar Negara hingga mengganti sistem kepemerintahan. Hal tersebut juga masih berlangsung hingga saat ini dimana zaman kian maju, berbagai tantangan sebuah negara semakin kompleks.
Pada era saat ini, berbagai cara dilakukan pihak yang mengharapkan kehancuran bangsa Indonesia dengan degradasi moral dengan digempurnya dengan budaya asing yang tidak sesuai dengan nilai luhur bangsa Indonesia seperti narkoba, LGBT, seks bebas dan lain sebagainya, hal lain yang perlu disikapi juga adanya hoaks.
Hal tersebut disampaikan Direktur Bela Negara Dirjen Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan (Kemenhan), Brigadir Jenderal TNI Tandyo Budi yang mengatakan hoaks menjadi salah satu ancaman terhadap Negara Indonesia saat ini.
“Saat ini penurunan nilai Pancasila dapat terjadi dengan maraknya hoaks, fitnah, korupsi, perseteruan antar suku dan lain sebagainya,” terangnya saat menyampaikan Sosialisasi Bela Negara Lingkup Pendidikan di Azhima Convention and Hotel Boyolali, Selasa (12/3).
Untuk itu pihaknya menyampaikan, program bela negara dinilai penting sebagai upaya untuk mempertahankan serta menumbuhkan kecintaan terhadap negara dari sejumlah ancaman kekinian. Kegiatan ini diikuti ratusan peserta dari lingkup pendidikan, tokoh masyarakat dan tokoh agama di Boyolali ini dilaksanakan Kemenhan dalam rangka menanamkan sikap mental dan perilaku warga negara dalam membela Negara.
“Dengan kesadaran bela negara diharapkan para generasi milenial mampu memfilter berbagai ancaman kekinian, agar tidak terpengaruh pada budaya maupun ideologi yang menyesatkan, yang menjadi salah satu bentuk ancaman terhadap kedaulatan Negara,” imbuhnya.
Selain pihak Kemenhan, sosialisasi juga menghadirkan sejumlah instansi yakni Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Boyolali dan Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kankesbangpol) Kabupaten Boyolali.
Sekretaris Diskominfo Kabupaten Boyolali, Rita Puspitasari yang bertindak sebagai narasumber memaparkan materi bijak bermedia sosial. Pihaknya menekankan selaku pengguna media sosial (medsos) untuk memiliki etika dengan berhati-hati dalam bermedia sosial.
“Hati-hati kalau mau menyiarkan langsung jangan sampai apa yang di-share [dibagi] dan di-posting akan membahayakan. Kita lihat dulu yang diunggah itu benar tidak, sumbernya jelas tidak,” jelasnya.
Ditegaskan lebih lanjut, jika merasa ragu-ragu dengan sumber informasi tersebut diharapkan tidak untuk disebarluaskan. Karena menggunakan medsos harus bisa menyaring dan membedakan informasi yang harus disampaikan atau tidak perlu disampaikan.
“Jika ragu-ragu mending tidak usah di-share. Jadi saya berpesan anda betul-betul tahu apa yang akan posting atau upload di medsos pribadi,” imbuh Rita.