Disdagperin Boyolali Lengkapi Fasilitas Pendukung Pasar Kebon Agung Pengganti Pasar Mangu

Sebuah mobil parkir di depan pintu masuk Pasar Rakyat Kebon Agung Ngemplak, Boyolali. (Yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Dibangun mulai tahun 2017 dengan dana Tugas Pembantuan sebesar Rp 6 miliar, Pasar Kebon Agung sebagai pengganti Pasar Mangu di wilayah Kecamatan Ngemplak, terus dipoles dengan tambahan fasilitas pendukung.

Seperti halnya tahun 2018 lalu dilakukan revitalisasi tahap kedua dengan anggaran Rp 2 miliar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Boyolali yang menyasar pembangunan los. Untuk tahun 2019 ini Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Kabupaten Boyolali memastikan akan mengucurkan dana lebih dari Rp 2,2 miliar untuk penataan lahan dan penambahan los.

“Sampai ini hari Pemerintah Daerah masih terus memikirkan perkembangan sampai penyelesaian pembangunan supaya fungsi sesuai pasar. Di tahun 2019 APBD kita sudah ada anggaran Rp 1,4 miliar untuk penataan lahan ditambah pembangunan tahap IV sebesar Rp 850 juta untuk los,” terang Kepala Disdagperin Boyolali, Karsino di ruang kerjanya pada Selasa (19/3).

Pasar Kebon Agung yang berjarak sekitar 200 meter dari Pasar Mangu dan berada di jalan Mangu-Nogosari persis di seberang jalan tol Solo-Semarang ini diharapkan segera bisa ditempati setelah Hari Raya Lebaran tahun ini. Pihaknya memastikan untuk merampungkan secara menyeluruh pembangunan fasilitas pendukung, baru pedagang akan dipindahkan ke pasar baru.

“[Anggaran] Ini sudah mulai tender. Penataan lahan diperkirakan selama dua bulan. Jadi setelah Lebaran diharapkan pedagang bisa menempati pasar baru dengan fasilitas pendukung lain seperti ruang laktasi, mushola, toilet, ruang kesehatan, parkir luas hingga RPH [rumah potong hewan] sendiri,” imbuh Karsino.

Disinggung mengenai penataan lahan yang akan dilakukan, Karsino menjelaskan akan dilakukan diantaranya pavingisasi lahan, pembuatan pagar dan pembangunan saluran air. Sehingga secara fisik pasar akan semakin bagus secara menyeluruh.

“Dari Rp 1,4 miliar untuk penataan lahan salah satunya untuk penataan pembuatan saluran air akan diteruskan ke sungai. Sesuatu yang berdampak banjir, air yang meluap dengan penataan lahan di 2019 secara menyeluruh fasilitas pasar dan sekitarnya nanti bisa terselesaikan. Pemerintah tidak akan sedikitpun pembiaran fungsi dari pasar,” tegasnya.

Lebih lanjut Karsino memastikan jika selesai penataan, lebih dari 500 pedagang pasar yang sudah terdata akan menempati pasar Kebon Agung. Dengan revitalisasi pasar ini tidak akan ada lagi pasar yang terkesan kumuh. Meski pasar tradisional dengan konsep modern yang tertata, bersih bagi pedagang dan membuat nyaman pembeli.

“Kami ingin pasar tersebut bisa menampung seluruh pedagang yang betul-betul valid. Jangan sampai ada kepindahan pasar, tetapi pedagangnya nggak ditampung baik pedagang yang punya los, punya kios atau oprokan. Semua sudah kita data,” terang Karsino lebih lanjut.

Sebagai informasi, los pasar Kebon Agung didesain untuk sayur sehingga truk bisa masuk bisa bongkar dalam pasar yang berdiri pada lahan seluas kurang lebih 2 hektare ini. Untuk transaksi yang ada di pasar ini terjadi dari pagi hingga sore hari. Pada pagi dan sore hari untuk transaksi sayur mayur, sementara pada siang hari untuk pasar umum.