FOKUS JATENG-BOYOLALI-Puluhan orang mencuci karpet dan tikar masjid di sungai obyek wisata air Tlatar, Kebon Bimo, Boyolali. Senin (22 April 2019) pagi. Sembari memanggul, mereka secara beramai ramai langsung turun menjeburkan diri ke sungai yang berair jernih itu.
“Ya setiap menjelang acara padusan sebelum ramadhan, kami selalu mencuci karpet dan tikar masjid di umbul pengilon ini (Tlatar),” kata Supardi (47) warga Karang Geneng Boyolali.
Menurut Supardi, hampir setiap hari selalu ada yang mencuci tikar dan karpet masjid. Mereka datang tidak hanya dari sekitar Boyolali, namun tidak sedikit yang datang dari wilayah kabupaten Semarang.
“Ya memang, Tlatar sangat dekat dengan Kaliwungu, pager yang masuk wilayah Semarang,” katanya.
Agus (44) warga Karanggeneng yang lain mengaku selain menyenangkan, dengan mencuci karpet di sungai mereka tidak cepat lelah. Arus sungai yang jernih dan tenang, sangat meringankan para warga saat mencuci karpet dan tikar.
“Kalau di cuci di masjid, sangat boros air dan belum tentu bersih. Nah kalau disungai ini kan kami tinggak membawa sabun cuci dan sikat,” katanya.
Setelah selesai mencuci, puluhan karpet dan tikar itu di naikkan ke atas mobil pickap, menurut Agus, selanjutnya akan jemur di halaman dan pagar masjid Hidayatulah Karanggeneng. Jika cuaca sangat terik, puluhan karpet itu akan kering pada sore hari.
“kami cuci karpet hari ini karena jangan sampai mengganggu orang yang akan melakukan padusan,” katanya.
Supardi menambahkan, sebanyak 12 orang mencuci karpet bersamaan. Ada 25 karpet ukuran 10×1 meter dan belasan lembar tikar yang dicuci.
Pengusaha Warung Apung di Tlatar, Mularso (60) mengatakan fenomena mencuci karpet dan tikar setiap menjelang Ramadhan tersebut, sudah berlangsung puluhan tahun. “Saya berjualan disini sudah 20 tahun, warga mencuci karpet biasanya satu pekan menjelang padusan,” pungkasnya.