FOKUS JATENG-SOLO-Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta siap menggelar event tahunan, yakni 24 Jam Menari. Kegiatan yang ke-13 ini rencananya akan digelar pada 29-30 April 2019 mendatang. Dalam konferensi pers di Ralana Eatery, Jalan Slamet Riyadi, Penumping, Surakarta Senin 22 April 2019, pihak panitia menyatakan kesiapannya menggelar kegiatan tersebut.
Adapun tema yang diangkat tahun ini adalah #GegaraMenari “urip mawa urup, urip hanguripi”. Hl ini merupakan salah satu pepatah jwa yang bermakna sangat dalam. Yakni, hidup dengan semangat, hidup memberi hidup.
“Maksudnya yaitu mencerminkan bahwa dari awal tari telah menjadi entitas yang menyatu dengan kehidupan masyarakat hingga akhirnya tari bisa menghidupi masyarakat. Membangun citra bangsa menjadi bangsa yang santun, beradap mulia dan bermartabat,” ungkap Ketua Umum Hari Tari Menari 2019 Eko Supriyanto.
Peserta yang akan tampil pada event ini mencapai 175 grup tari dan 600 jenis tari dari perwakilan seluruh daerah yang ada di Indonesia. Acara ini akan menampilkan selama 24 jam secara nonstop. Terdapat juga beberapa negara yang ikut berkontribusi, di antaranya Perancis, Filipina, dan Australia.
Selain itu, penonton dapat menikmati Gelar Karya Tari Keraton, Gelar Karya Tari Maestro seperti Wied Senjayani, Wahyu Santoso Prabowo, Theodora Retno Maruti, dan Frans Jiu Luway dan lain sebagainya. Acara akan berlangsung di area Kampus ISI Surakarta yakni bertempat di teater besar, teater kecil, pendapa, depan rektorat, dan depan teater kapal.
Hal yang menarik selain pertunjukan tari dari perwakilan penari dari seluruh daerah di Indonesia juga menampilkan karya-karya dari anak-anak difabel, dan nantinya juga akan di sediakan spot selfi untuk para pengunjung yang datang.
“Diharapkan dukungan dari instansi pemerintah maupun non pemerintah agar dapat memberikan perhatian khusus untuk event-event seperti ini, karena bangsa ynag memiliki keragaman budaya selalu menarik minat wisatawan,” harap Eko.