Gandeng LIPI, Pemkab Boyolali Serius Garap Kebun Raya Indrokilo Boyolali. Ini Konsepnya

Bupati Boyolali Seno Samodro berbicara dalam workshop manajemen perkebunrayaan di salah satu hotel di Karanganyar. (Yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-KARANGANYAR-Tak lama lagi Kebun Raya Indrokilo Boyolali (KRIB) akan diluncurkan pada Jumat (3/5) esok. Konsep pembangunan tempat yang mewujudkan visi dan misi Bupati Boyolali ini telah diinisiasi sejak tahun 2013. Kebun raya yang berlokasi di Kampung Tempurejo, Kelurahan Kemiri, Kecamatan Mojosongo ini terwujud setelah ditandatanganinya nota kesepahaman (MoU-Memorandum of Understanding dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Ide ini digagas Bupati Boyolali, Seno Samodro yang ingin menjaga lingkungan dan mewariskan mata air.

“Sederhana saja muncul diskusi muncul wacana marilah kita wariskan mata air dan bukan air mata,” terang Bupati Seno dalam acara Workshop Manajemen Perkebunrayaan di Alana Hotel and Convention Solo di Karanganyar pada Kamis (2/5).

Orang nomor satu di Kota Susu ini bertindak sebagai narasumber dalam acara yang diusung LIPI bekerjasama dengan Kementerian Pekerjaaun Umum dan Perumahan rakyat dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Dengan mengambil tema Penguatan Jejaring Untuk Mendukung Pengembangan Kebun Raya Indonesia acara dihadiri perwakilan Kebun Raya se Indonesia.

Pembangunan KRIB disebut Seno sebagai sebuah ide gila. Sebuah tempat yang dalah satunya dimaksudkan sebagai tempat konservasi. Pembangunan ini dilakukan dari nol untuk mendukung konsep Boyolali menjadi water city, green city dan smart city. Diawali perdebatan yang sangat alot, diskusi oleh para pemangku kepentingan dan dibidani oleh LIPI.

“Selain untuk mendukung kepentingan konservasi juga sebagai sarana penyediaan ruang terbuka hijau, wisata penelitian dan pendidikan,” imbuh Seno.

Pada lahan seluas 8,9 hektare ini telah digelontorkan anggaran yang tidak tanggung-tanggung yang dilakukan bertahap sejak tahun 2016.anggaran tersebut berasal dari Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Boyolali dan tidak ada bantuan dari sumber lain.

Tidak meminta bantuan dari manampun tapi karena efisiensi di berbagai bidang sehingga bisa membangun kebun raya. Kebun raya ini tidak ujug-ujug mak jegagik [dalam waktu singkat] selesai. Karena menunggu pohon besar bisa puluhan tahun. Jadi Boyolali benar-benar merancang, mendiskusikan dan membangun kebun raya,” tegas Seno.

Usai peluncuran, Seno mempersilakan siapapun berkunjung dan memanfaatkan kebun raya. Namun ditegaskan, pengunjung tidak bisa membawa kendaraan bermotornya berada di kawasan kebun raya. Kendaraan bermotor harus diparkir di area parkir yang disediakan. Sementara untuk berkeliling bisa berjalan dan menyewa sepeda kayuh.

“Saat launching nanti kebun raya akan buka siang hari (day) dan ke depan akan buka pada day and night [siang dan malam]. Jadi nanti kebun raya sangat menarik karena dilengkapi bangunan artistik,” tandas Bupati Seno.