Ini Imbauan Ketua PP Muhammadiyah Soal Berpuasa dari Hal Buruk di Medsos

Ilustrasi persahabatan. (Pixabay) (/Fokusjateng.com)

FOKUSJATENG-MAGELANG – Perkembangan aktivitas masyarakat pengguna media sosial belakangan ini mendapatkan perhatian serius dari Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah. Bahkan, dalam menyambut Bulan Suci Ramadhan ini seluruh elemen masyarakat diimbau untuk menahan diri dan berpuasa di media sosial dari hal-hal yang buruk.

“Dalam menghadapi media sosial yang keras penuh dengan perseteruan, maka lewat puasa (Ramadhan) saya himbau menjadikan media sosial menjadi media yang edukatif. Media berilmu, tempat kita bertukar informasi berukuwah juga membangun kita menjadi generasi takwa,” kata Ketua Umum PP Muhammadiyah H Haedar Nashir dalam acara peresmian masjid Manalul Ilmi Universitas Muhammadiyah Magelang, Sabtu (4/5/2019).

Menurutnya, berita dan informasi di medsos saat ini juga cenderung provokatif, mengarah ke dalam konflik horizontal maupun vertikal, bahkan anarki yang akan merugikan kehidupan bersama bangsa Indonesia usai Pemilu 2019.

“Yang kedua jangan jadikan medsos menjadi tempat untuk saling menumpahkan marah, kebencian, perseteruan, dan berbagai ujaran yang membuat kita retak sebagai bangsa tidak produktif. Bahkan mungkin, membuat kehidupan menjadi sumpek,” ujarnya sebagaimana dilansir laman resmi Pemkab Magelang.

Ia juga mengajak agar umat muslim berniat menjalankan puasa dari sekarang sesuai ajaran Al Qur’an dan Rasullulah yakni bertujuan untuk menambah ketakwaan.

“Kontek yang kedua itu, maka jadikan selama satu bulan itu kita berpuasa dalam medsos hal hal yang buruk, Jadi medsos harus ikut berpuasa supaya tidak menjadi arena hal-hal yang buruk,” pesannya.

Lebih lanjut Haedar mengingatkan, apabila terdapat masalah atau persengketaan Pemilu, semua pihak diharapkan dapat menyelesaikan persoalan secara konstitusional sesuai perundang-undangan yang berlaku, bukan melalui media sosial yang dapat memunculkan spekulasi baru di masyarakat.

“Apa yang dikeluarkan oleh KPU nantinya merupakan hasil klimaks secara konstitusi, maka yang kalah harus menerima kekalahan yang menang harus menerima kemenangan dengan sikap tawadhuk, tidak perlu euforia. Kalau ada kesalahan dalam proses atau mungkin kecurangan kecurangan bawalah ke Mahkamah Konstitusi,” tegasnya.

Pj Sekda Kabupaten Magelang, Adi Waryanto berharap keberadaan Masjid baru Manalul Ilmi UM Magelang dapat menjadi sarana membangun peradaban islam sebagai ikhtiar memajukan bangsa Indonesia.

“Semoga masjid ini mampu menjadi pemacu dan pemicu keluarga besar Universitas Muhammadiyah Magelang dalam kegiatan peribadahan dan keagaamaan sehingga UM Magelang menjadi kampus yang mampu mencetak lulusan yang unggul dan islami,” harap Adi.