PDIP Boyolali Raih 35 Kursi Dewan Kabupaten, Tertinggi Se-Indonesia

Ketua DPC PDIP Boyolali S. Paryanto. (Yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Rekapitulasi Pemilu 2019 Kabupaten Boyolali telah kelar. Perolehan suara PDIP yang memperoleh 35 kursi dari 45 kursi di DPRD Boyolali atau sebanyak 77 persen dan diklaim menjadi perolehan dengan presentase tertinggi di parlemen tingkat II se-Indonesia.

Berdasar hasil Rapat Pleno Rekapitulasi Penghitungan Suara Tingkat Kabupaten oleh KPU Boyolali yang rampung Senin (6/5) dinihari, PDIP Boyolali meraih 35 kursi dari perolehan suara sebanyak 467.322 suara, meningkat 10 kursi dari Pemilu sebelumnya, dimana PDIP Boyolali menguasai 25 kursi. Sementara 10 kursi sisa direbut Golkar 4 kursi, PKS 3 kursi, PKB 2 kursi, dan Gerindra 1 kursi.

Sementara komposisi DPRD pada periode saat ini yakni PDIP 25 kursi, Golkar 6 kursi, Gerindra dan PKS masing-masing 4 kursi, PAN  3 kursi, dan PKB 2 kursi, dan Demokrat 1 kursi. “Secara persentase, perolehan kursi yang diperoleh tertinggi se-Indonesia,” kata Ketua DPC PDIP Boyolali, Paryanto, Selasa 7 Mei 2019.

Untuk pemilihan kursi DPRD Boyolali, lanjutnya, dari 25 anggota fraksi PDIP dalam periode saat ini, ada 5 anggota yang tak maju pemilihan dan 4 anggota yang tak terpilih kembali, sehingga separuh lebih yang akan mengisi kursi adalah muka baru.

Dengan komposisi kursi tersebut, Paryanto yang juga menjabat sebagai Ketua DPRD Boyolali memprediksi, dengan syarat 4 kursi untuk fraksi, maka hanya PDIP dan Golkar saja yang bisa membentuk fraksi mandiri. Sementara tiga partai lain, yakni PKS, PKB, dan Gerindra, harus membuat fraksi gabungan untuk memenuhi jumlah syarat minimal.

“Komposisi fraksi nanti kemungkinan bisa dua atau tiga fraksi saja,”

Meski memegang dominasi penuh di parlemen, Paryanto menegaskan, sikap dan kebijakan fraksi PDIP secara kelembagaan akan tetap mengedepankan kepentingan masyarakat umum. Fungsi parlemen sebagai pengawas kebijakan dan legislasi akan tetap profesional. Menurutnya, hal itu sudah terbukti dalam periode ini, dimana arah pembangunan di Boyolali tetap berjalan maksimal.