FOKUSJATENG – BOYOLALI – BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan Cabang Boyolali telah melakukan Monitoring dan Evaluasi Kinerja Kader JKN Periode Triwulan Kedua dan Semester Pertama pada Jumat (12/07). Selama semester pertama tahun ini, total iuran yang berhasil dikumpulkan Kader JKN mencapai lebih dari Rp 2 miliar.
Kepala Bidang Penagihan dan Keuangan BPJS Kesehatan Cabang Boyolali, Dini Hapsari menyampaikan, capaian kinerja Kader JKN-KIS selama satu semester. Menurutnya kinerja Kader JKN-KIS sudah cukup bagus, antusiasme warga masih cukup tinggi dengan kemudahan pembayaran melalui Kader JKN serta sebagai pengingat pembayaran iuran.
“Selama semester pertama tahun ini, total iuran yang berhasil dikumpulkan Kader JKN mencapai lebih dari dua miliar rupiah. Pada triwulan kedua ini jumlah tunggakan iuran yang berhasil dikumpulkan oleh para Kader JKN mencapai lebih dari 735 juta rupiah,” ungkap Dini.
Khusus untuk wilayah BPJS Kesehatan Cabang Boyolali yang membawahi wilayah Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten, pada triwulan kedua ada penambahan jumlah Kader JKN. Jika pada triwulan pertama ada 49 Kader JKN maka pada triwulan kedua ini ada penambahan sebanyak enam orang sehingga total Kader JKN menjadi 55 orang. Dini mengharapkan adanya penambahan Kader JKN ini dapat meningkatkan capaian tunggakan iuran yang dikumpulkan oleh Kader JKN.
“Kami menyampaikan rasa terima kasih dan sangat mengapresiasi kepada para Kader JKN yang telah berhasil mencapai target. Kami berharap Kader JKN yang lain tetap bersemangat dan turut termotivasi terutama Kader yang baru bergabung. Kader JKN merupakan salah satu mitra yang membantu BPJS Kesehatan menjaga kesinambungan finansial Program JKN-KIS,” jelas Dini.
Pada kesempatan tersebut, Hari Pratama salah seorang Kader JKN di wilayah Klaten menyampaikan strateginya dalam mencapai target pengumpulan iuran. Selama semester pertama ini Hari telah menjadi Kader JKN di wilayah Kabupaten Klaten yang tertinggi mencapai target tunggakan iuran baik selama triwulan pertama maupun triwulan kedua.
“Strateginya yaitu harus memenuhi target. Saya memberi target diri saya sendiri harus melakukan kunjungan ke warga minimal 100 kunjungan selama sebulan. Memang tidak bisa langsung terasa hasilnya, karena warga dikunjungi juga tidak langsung membayar. Namun apabila terus menerus dikunjungi tentunya warga juga akan menjadi tergerak untuk membayar tunggakan iurannya,” ungkap Hari Pratama.