FOKUS JATENG-BOYOLALI-Mahasiswa KKN diingatkan agar tidak berpolitik praktis. Kegiatan yang dilakukan sebatas membantu pemberdayaan masyarakat sesuai disiplin ilmu yan diperoleh di kampus.
Hal itu dikemukakan Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Boyolali, Sabarudin saat menerima mahasiswa KKN UMS Surakarta di Pendapa Ageng Komplek Setda Boyolali Terpadu, Senin (15/7). Sebanyak 447 mahasiswa Fakultas Imu Kesehatan bakal melakukan KKN di 12 kecamatan di wilayah Kabupaten Boyolali.
Diakui, Pilpres dan Pileg telah selesai. Demikian pula, Pilkades serentak di 227 desa se- Boyolali sudah rampung dan saat ini tinggal satu desa yang masih dalam tahapan Pilkades. Namun demikian, kegiatan politik praktis tetap tak boleh dilakukan para peserta KKN tersebut.
“KKN sebagai salah satu bentuk pengabdian masyarakat tak boleh dicampurkan dengan kegiatan politik prtaktis,” katanya.
Pihaknya secara berkelakar juga meminta mahasiswa memahami perbedaan kondisi wilayah kecamatan di Boyolali. Pasalnya, ada wilayah yang airnya berlimpah sebaliknya, ada wilayah yang kekurangan air bersih.
Dicontohkan, wilayah Kecamatan Banyudono dan Sawit memiliki air melimpah. Sebaliknya kawasan utara seperti Wonosegoro dan Kemusu, air bersih terbatas di musim kemarau seperti sekarang ini. Untuk itu, pemakaian air bersih harus dihemat.
“Namun jangan khawatir, secara umum ketersediaan air bersih sangat cukup di semua wilayah lokasi KKN.”
Wakil Rektor Bidang Akademik UMS, Muhammad Da’i menjelaskan, KKN ini sekaligus sebagai Inter Personal Education atau lintas profesi bid kesehatan. Kolborasi bersama terapkan ilmu yang dimiliki.
“Tapi ini memang tak lepas dengan Al Islam dan kemuhammadiyahan, jangan diartikan sempit karena fokusnya adalah amar maruf nahi mungkar yang bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.”
Dekan FIK UMS, Mutalazimah menambahkan, kegiatan KKN ini berbeda dengan KKN yang lain. Kegiatan ini adalah inter profesi, jadi melatih mahasiswa kolaborasi dengan profesi lain. Misal, di masyarakat peserta KKN menemukan anak yang pertumbuhannya tidak maksimal.
Msalah ini lalu dibahas bersama. Dari ahli gizi bisa memandang karena kekurangan asupan makanan. Lalu perawat melakukan perawatan anak tersebut agar bisa tumbuh kembang dengan baik. Sedangkan ahli fisioterapi dengan melakukan terapi.
“Selama ini PKL atau KKN berjalan sendiri sendiri, sehingga kurang efektif menyelesiakan persoalan yang ditemukan di masyarakat.”