FOKUSJATENG – SEMARANG – Jangan takut dibilang jomblo! Demikian pesan yang diungkapkan Ketua Tim Penggerak PKK Prov Jateng Siti Atikoh Ganjar Pranowo saat menjadi pembicara “Peer to Peer“ on stage dengan tema Peran PKK di Era Millenial yang diselenggarakan Radio Idola Semarang, Rabu (17/7/2019) lalu.
Maksud dari ungkapan Atikoh ini ternyata soal pernikahan usia dini yang berhubungan dengan pertumbuhan anak. Selengkapnya begini kata Atikoh. “Untuk mencegah stunting (gangguan pertumbuhan pada anak–Red), PKK menyiapkan remaja putri dengan pengetahuan tentang keluarga agar tidak menikah usia dini. Kita berkali-kali menyampaikan kepada para remaja putri. Kejarlah cita-citamu sebelum baju pengantinmu. Jangan takut dibilang jomblo,” kata Atikoh dalam kegiatan yang digelar di Room Inc Hotel itu.
Sebagaimana diketahui, stunting atau gangguan pertumbuhan pada anak, sampai saat ini masih jadi masalah serius di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Jika dibiarkan, dikhawatirkan bisa mengancam keberlangsungan regenerasi sumber daya manusia berkualitas. Karenanya, beragam cara dilakukan untuk mengantisipasi, salah satunya mencegah pernikahan dini.
Diakui Atikoh, pencegahan stunting mesti dimulai sejak awal.
Ditambahkan, selain stunting, menekan angka kematian ibu (AKI) hamil dan bayi baru lahir, juga menjadi perhatian khusus TP PKK Provinsi Jawa Tengah bersama TP PKK kota dan kabupaten. Parenting pun menjadi unggulan TP PKK Provinsi Jateng, mulai dari mengedukasi selama masa mengandung, pola asuh anak, hingga anak masuk sekolah. Penyiapan menjadi orangtua menjadi lebih penting.
“Stunting itu baru diketahui setelah dua tahun. Penyebab secara medis diketahui dari kandungan. Biasanya terjadi anemia. Tantangan PKK ya memberikan sosialisasi soal pola asuh, ketersediaan gizi keluarga, kualitas makanan,” tandasnya.
Sementara itu Ketua TP PKK Kota Semarang, Krisseptiana Hendrar Prihadi menambahkan, pengetahuan parenting dilakukan PKK Kota Semarang bersama pemerintah, perguruan tinggi, ibu hamil, dan para bapak. Pada masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) seperti saat ini, pihaknya melibatkan kader PKK kelurahan, masuk ke sekolah-sekolah memberikan pengetahuan, misalnya mengenai reproduksi.
“Persoalan di masyarakat itu ada banyak, PKK berusaha ikut menyelesaikan,” ujar wanita yang akrab disapa Tia ini seperti yang dikutip dari laman resmi Pemprov Jateng.