FOKUSJATENG – BOYOLALI – Banjir order. Begitulah yang belakangn ini dialami sejumlah pengusaha konveksi kebanjiran order menjelang perayaan HUT ke-74 RI, Agustus mendatang. Permintaan itu datang dari sejumlah sekolah, hotel, pedagang bendera, serta sejumlah pembeli secara online.
Kundori (40) pengusaha konveksi di Dukuh Jatirejo, Desa Manggis, Kecamatan Mojosongo ini salah satunya. Selain bendera merah putih, pesanan berupa umbul-umbul dan atribut pramuka terus berdatangan.
“Tahun ini ada diperkirakan pesanan meningkat hingga 50 persen dari tahun lalu. Dibandingkan tahun lalu pada bulan yang sama,” ujarnya.
Dijelaskan, tidak hanya konvensional, pihaknya juga menjual bendera-benderanya secara online. Pasar onlinenya pun hingga ke luar kota, bahkan keluar pulau seperti Kalimantan, Sumatera.
“Justru lebih banyak online kalau dari sisi penjualan. Karena langsung ke konsumen,” tuturnya.
Tidak tanggung tanggung, untuk memenuhi permintaan,Kundori mengaku telah menambah karyawan dan penjahit yang dibayar borongan. Hal itu agar target produksi umbul-umbul sebanyak 100 kodi perhari tercapai.
“Omzet penjualan tahun lalu mencapai kurang lebih 20 juta. tahun ini targetnya bisa 30 juta,” ujarya.
Sedikitnya ada 25 karyawan untuk mengerjakan bendera dan umbul-umbul. Setiap karyawan setidaknya bisa memproduksi 200-300 bendera dengan ukuran standart per hari. “Kebanyakan dikerjakan dirumah masing-masing. Kami drop bahan, kemudian kalau sudah jadi saya ambil,” ujarnya.
Ada beberapa ukuran bendera yang dkerjakan. Antara lain berukuran ukuran 60×90 cm, 120×80 cm, dan 190×130 cm. Selain itu, juga berbagai atribut pramuka seperti hasduk, topi dan bendera regu yang dia buat.
“Atribut pramuka juga sangat ramai pesanannya. karena Agustus juga memperingati HUT Pramuka,” katanya.
Adapun bendera yang dia produksi dibandrol dengan harga mulai Rp 10 ribu hingga Rp 40 tergantung ukuran dan kualitas bahan.
Sementara itu, salah satu penjahit bendera Wahyuni (40), mengaku sudah mulai menjahit bendera sejak awal Juni lalu. Bahan bendera sudah banyak didrop oleh produsen bendera untuk mulai dikerjakan.
“ Saya jahit dirumah dengan cara borongan. Sehingga juga bisa sekalian mengurus anak,” pungkasnya.