Pemkab Boyolali Cari Lahan Pengganti yang Terkena Pembangunan Tol

Pintu Tol Boyolali dari arah Salatiga-Kartasura. (Yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUSJATENG – BOYOLALI – Di wilayah Boyolali, sebanyak Sembilan desa di dua kecamatan bakal terkena proyek jalan tol Solo-Yogyakarta. dengan total luas lahan yang terkena mencapai 119 hektare. Bahkan, sekitar 80 hekare yang terkena adalah lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B).

Untuk itulah, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali tengah ancang ancang mencari lahan pengganti, terkait dengan rencana pembangunan jalan tol tersebut.

“Ini memang kebijakan dari pusat, dan pemerintah daerah harus mendukungnya. Untuk Boyolali berkewajiban memfasilitasi penyediaan lahan yang sebagian besar adalah sawah. Selebihnya berupa tegalan dan permukiman,” ujar Asisten II Sekretaris Daerah (Sekda) Boyolali Widodo Al Muniru.

Dengan dipakainya lahan LP2B untuk pembangunan jalan tol, maka konsekuensinya Pemkab harus mencari lahan pengganti di lokasi lain. Sehingga, Pemkab juga sudah ancang-ancang untuk memulai lokasi pengganti tersebut.

“Pemkab juga segera mengidentifikasi fasilitas umum (fasum) dan fasilitas sosial (fasos) di daerah yang akan dilintasi proyek jalan tol,” kata Widodo.

Menurut rencana jalan tol Solo-Yogyakarta di wilayah Boyolali akan diawali dari Desa Banyudono. Pintu tol akan digeser ke barat dengan titik pertemuan di Jalan Solo-Semarang di sebelah barat Mapolsek Banyudono.
Dari titik tersebut tembus ke selatan hingga wilayah Kecamatan Sawit dan tersambung dengan wilayah Klaten.

“Berdasarkan informasi yang kami peroleh, jalan tol nanti berada lebih tinggi dibandingkan elevasi existing,” ujar Widodo.

Dengan demikian, pihaknya optimis tidak akan terjadi kendala untuk fasum dan fasos. Artinya, tidak ada masalah jalan melintas di atas jalan tol, atau saluran air yang terjebak terowongan jalan tol karena posisinya lebih rendah dibandingkan lahan existing.

Sementara, Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Boyolali Bambang Jiyanto mengungkapkan, penggantian 80 hektare lahan LP2B akan diselesaikan oleh pemerintah pusat. Hanya, kemungkinan penggantinya di luar Boyolali.

“Karena sulit mencari lahan sawah hingga 80 hektare di Boyolali. Kami juga akan menganalisa sawah yang akan terkena dampak proyek tol ini,” terang Bambang.

Bambang lebih lanjut menyebutkan, kesembilan desa tersebut adalah, Desa Banyudono, Batan, Kuwiran, Sambon, dan Jembungan yang masuk Kecamatan Banyudono.

“Untuk Kecamatan Sawit ada Desa Guwokajen, Bendosari, Jatirejo dan Kateguhan,” pungkasnya.