FOKUSJATENG – SEMARANG – Ratusan driver online melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Jateng, Jumat (2/8/2019) pagi tadi. Mereka menuntut pengembalian skema bonus dan penyesuaian tarif transportasi online.
Ratusan driver ini merupakan gabungan dari 18 organisasi seperti di antaranya Geng Timur, AKP, Forum Komunikasi Driver Online Jateng, Dons (Driver Online Semarang), Reborn Team, Pilot Gocar Semarang, ADO, MG Semarang Polos, STC Kanguru Team, dan GSR.
Sejak pagi, ratusan mobil memenuhi ruas sepanjang Jalan Pahlawan. Arus lalulintas pun tersendat, karena yang dapat dilintasi hanya satu lajur. Baik dari arah Simpanglima maupun Mapolda Jateng. Aksi itu juga mendapat pengamanan dari aparat Polrestabes Semarang.
Selain membawa spanduk besar bertuliskan “Driver Online Bersatu kembalikan skema insentif lama dan sesuaikan tarif yang diatur oleh OM118”, beberapa mobil dicat semprot bertuliskan tuntutan driver.
Salah satu driver, Hamzah (38) mengatakan, beberapa hari ini sekitar 3.000 driver Gocar di Kota Semarang, sepakat mematikan aplikasi apps pemesanan atau offbid. Aksi tersebut sebagai bentuk keberatan atas skema baru poin dan bonus dari aplikator PT Gojek.
Menurutnya, kebijakan baru soal penetapan poin dan bonus, mulai dan berlaku di pekan ini, terhitung Senin 29 Juli 2019. Dalam edaran yang diterima, ada skema harian dan minggu bagi driver online.
Skema harian menyebut 12, 16 dan 19 poin atau trip dengan bonus masing-masing Rp85 ribu, Rp30 ribu dan Rp60 ribu. Ketika mampu memenuhi target trip hingga 19 poin maka driver mengantongi bonus total Rp175 ribu.
“Ini berbeda dengan ketentuan sebelumnya. Di mana ketika mampu memenuhi seluruh poin maka driver online mendapat bonus Rp 250 ribu. Ketentuan yang lama saja sudah berat, apalagi dengan skema harian seperti sekarang,” ujarnya sebagaimana dilansir laman resmi Pemprov Jateng.
Usai berorasi di depan Gedung DPRD Jateng, mereka longmarch melewati Simpanglima, Jalan Gajahmada, Jalan Pemuda hingga Kantor Gojek Indonesia di Jalan Jenderal Sudirman.
“Kami mengeluhkan skema bonus yang semula harian saat ini menjadi mingguan. Selain itu, tarif penumpang dinaikkan sedangkan kami tidak. Jika penghasilan turun, nasib kami bagaimana untuk keperluan angsuran mobil, makan, parkir, belum lagi BBM-nya,” imbuh Putra (25), driver online yang juga warga Banyumanik di sela aksi.
Sebelum longmarch, perwakilan dari mereka sempat ditemui oleh Kepala Dinas Perhubungan Jateng Satriyo Hidayat di Ruang Rapat Gedung A1 Kantor Gubernur dan menyampaikan tuntutannya.
“Tuntutan mereka ini kan ke aplikasi. Kita akan fasilitasi mereka Selasa (6/8/2019) di kantor Dishub. Lima orang perwakilan akan kita ajak untuk mencari formulasi layanan yang diinginkan untuk menentukan tarif. Akan dipenuhi oleh aplikasi atau tidak. Kita akan kirim surat ke Dirjen Angkutan Darat untuk menegur Gojek. Di Semarang ini Gojek memotong 30 persen,” kata Satriyo.
Diakui, mengenai struktur tarif dan lainnya dari Gojek, belum ia pahami. Untuk itu, pihaknya mengajak perwakilan dari driver online bersama memformulasikan apa yang menjadi tuntutan.(*)