FOKUS JATENG-BOYOLALI-Para peternak ikan di Kabupaten Boyolali diajak untuk pelatihan ternak ikan di Pancingan 4 Tirto Wening, Objek Wisata Tlatar, Boyolali, Sabtu 3 Agustus 2019. Pelatihan ternak ikan ini dinilai penting lantaran peluang ekspor ikan ke luar negeri terbuka lebar.
Anggota Komisi VI DPR RI Mohammad Hatta mengatakan, peluang ekspor terbuka lebar. Tinggal political will pemerintah untuk menyediakan infrastruktur bagi peternak ikan. Pelatihan ternak ikan ini digelar oleh Badan Standar Nasional (BSN). Pada kesempatan tersebut juga menghadirikan akademisi dari Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta.
“Kita kan bisa dikatakan notabene 90 persen di wilayah agraris. Kalau itu tidak dilakukan pembinaan pertanian sektor perikanan, agak sulit peternak bertarung secara personal. Maka harus ada political will pemerintah membantu mereka,” terang anggota komisi yang membidangi Perdagangan, Perindustrian, Investasi, Koperasi, UKM & BUMN, Standarisasi Nasional ini.
Peran perbankan, lanjut dia, harus bermain dalam meningkatkan kesejahteraan peternak ikan. Selain itu juga peranan daripada Kementerian Perdagangan untuk membuka peluang pasar ekspor. “Kalau dijalankan secara masif, maka negara bisa makmur,” papar dia.
Petani, khususnya petani ikan masih banyak. Namun karena tidak ditunjang infrastruktur, misalnya permodalan perbankan, industri asuransi, dan lainnya, peternak tidak berkembang. “Peran Jasindo misalnya harus berperan. Agar ketika peternak gagal panen, tidak punya risiko,” jelasnya.
Jika ingin membidik pasar ekspor, pemerintah menyediakan pelatihan-pelatihan. Sehingga mulai masuk kepada market internaisonal. Selain itu harus ada konsultan khusus, pendampingan khusus untuk menyiapkan market ekspor.
“Indonesia tidak kekurangan orang. Ahli-ahli kita mumpuni. Yang disekolahkan ke luar negeri banyak. Tinggal pemerintah mau tidak. Agribisnis itu seperti apa. Aqua cultur seperti apa. Kalau air, SDM sudah berlebih,” terang Hatta.
Terkait anggaran pelatihan-pelatihan tidak banyak. Peternak hanya butuh stimulan. Keberpihakan kepada industri, khususnya perikanan. Kalau pemerintah memfasilitasi, baik permodalan, market, bukan tidak mungkin peternak bisa sejahtera.
Sementara itu, Sukardi, dosen Perikanan UGM, yang menjadi pembicara dalam pelatihan mengatakan, budidaya ikan sudah banyak yang SNI. Suatu proses budidaya perlu diatur standarnya untuk mendapat output berkualitas.
“Kalau peran universitas materi untuk memberikan produk yang baik. Agar ada nilai ekonominya. Produk masuk dipasarkan di masyarakat memenuhi standar yang sudah ditentukan,” jelasnya.