FOKUS JATENG-BOYOLALI-Kebakaran di kawasan hutan Gunung Merbabu yang terjadi sejak pertengahan pekan lalu, saat ini sudah bisa dikendalikan. Berdasar dari citra satelit per hari Minggu (15/9) kemarin, sudah tak terdeteksi titik api.
Kepala Tata Usaha Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMb), Johan Setiawan, Senin (16/9) menginformasikan, sebanyak tujuh titik api yang terdetekti membakar kawasan hutan Merbabu, saat ini sudah padam meski masih terpantau titik asap hasil pembakaran. Meski sudah berhasil dikendalikan, petugas masih terus memantau untuk mencegah dan melakukan pemetaan luasan yang terbakar.
“Hasil pantauan dari lima posko, sampai kemarin sore sudah tak terdeteksi titik api. Begitupun dari citra satelit,” katanya.
Meski demikian, pemantauan masih terus dilakukan untuk mencegah munculnya titik api, sekaligus melakukan pemetaan luasan serta kerusakan akibat kebakaran. Perkiraannya dari total kawasan hutan Merbabu seluas 5 ribu hektare, kawasan hutan yang terbakar mencapai 400 hektare, meliputi sebagian besar zona inti di kawasan puncak termasuk di kawasan sabana serta habitat bungan edelweiss, serta sebagian kecil zona konservasi dan rehabilitasi.
Selain kerusakan ekosistem, beberapa unit CCTV di kawasan sabana yang memantau jalur pendakian juga tak bisa diakses, kemungkinan ikut terbakar. Beberapa kamera perangkap yang memantau flora fauna juga sampai saat ini belum bisa diakses. Beruntung, jaringan pipa warga dari tiga sumber air di wilayah hutan Merbabu tak ikut rusak.
Untuk proses pemulihan ekosistem, lanjut Johan, akan dimulai tahun depan. Sementara untuk jalur pendakian baru akan dibuka setelah hujan turun. “Untuk penyebab kebakaran masih kita selidiki, tapi bukan dari para pendaki. Sebab titip awal api tidak berasal dari jalur pendakian,” katanya.