Pertamina-TBBM Boyolali gelar Pelatihan Konservasi Biofarmatika di Desa Wisata Bukit Wonopotro

Peserta pelatihan biofarmatika diajak praktik di lapangan di Bukit Wonopotro Desa Blumbang, Kecamatan Klego, Boyolali, Selasa 17 September 2019. (Yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-PT Pertamina (Persero) melalui Terminal BBM Boyolali menggelar pelatihan pengembangan Konservasi Biofarmaka (Tanaman obat), Selasa 17 September 2019. Kegiatan yang bekerjasama dengan Kebun Raya Indrokilo Boyolali ini mengangkat tema “Konservasi dan Manfaat Biofarmaka bagi Pelestarian Lingkungan dan Wisata Edukasi”.

Pelatihan menyasar pengelola kawasan Ecoedutourism Bukit Wonopotro di Desa Blumbang, Kecamatan Klego, Boyolali. Sebanyak 30 peserta mengikuti rangkaian pelatihan yang terdiri dari sesi materi dalam ruangan dan sesi materi luar ruangan. Materi pelatihan disampaikan oleh praktisi dari Kebun Raya Indrokilo meliputi materi teknik eksplorasi, teknik identifikasi, teknik perawatan, dan teknik penataan tanaman Biofarmaka di taman pamer.

Kegiatan konservasi Biofarmaka merupakan salah satu program unggulan Keanekaragaman Hayati TBBM Boyolali. Pengembangan Biofaramaka di Kawasan Bukit Wonopotro mulai diinisiasi sejak tahun 2018. Berawal dari hasil eksplorasi Tim Kebun Raya Indrokilo tahun 2018 silam, ditemukan 22 jenis potensi tanaman biofarmaka di kawasan Bukit Wonopotro.

Hal tersebut ditindaklanjuti oleh PT Pertamina TBBM Boyolali menggandeng Tim Universitas Diponegoro untuk menggali lebih luas potensi tersebut.

Operation Head Terminal BBM Boyolali, Mangku Hidayat Basuki, dalam sambutannya mengungkapkan, PT Pertamina Terminal BBM Boyolali selalu berkomitmen mendukung misi perbaikan dan pelestarian lingkungan melalui Program Keanekaragaman Hayati baik di lingkungan TBBM Boyolali maupun masyarakat luas.

“Kami akan selalu berkomitmen dalam upaya-upaya perbaikan dan pelestarian lingkungan, salah satunya yaitu dengan melakukan pelatihan peningkatan kemampuan SDM untuk perawatan biofarmaka. Harapannya dengan bekal ilmu dari pelatihan tersebut, masyarakat sekitar sadar dan mampu mengelola Kawasan Wonopotro dengan wawasan konservasi” ungkapnya.

Selain kegiatan konservasi Biofarmaka, terdapat kegiatan konservasi Rusa Timor dan rehabilitasi lahan kritis di kawasan Bukit Wonopotro, Desa Blumbang. Upaya rehabilitasi lahan kritis di Kawasan Bukit Wonopotro berupa kegiatan penanaman 1000 pohon jati pada tahun 2014, sedangkan kegiatan konservasi Rusa Timor dimulai sejak tahun 2015 dengan jumlah awal 2 ekor dan kini sudah menjadi 9 ekor.

Ke depannya, Kawasan Bukit Wonopotro ini harapannya dapat berkembang menjadi kawasan konservasi yang dapat digunakan untuk wahana edukasi, rekreasi, dan kegiatan ekonomi bagi masyarakat sekitar.