Lima Desa Dilanda Krisis Air Bersih Dampak dari Kebakaran Hutan di Lereng Gunung Merbabu

Kapolres Boyolali AKBP Kusumo Wahyu Bintoro memimpin pemadaman kebakaran hutan lereng Merbabu, Kamis 19 September 2019. (Yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Sebanyak 5 desa di 3 kecamatan yang berada di lereng Gunung Merbabu, mengalami krisis air bersih. Hal itu karena pipa air bersih yang mengambil air dari Tuk Sipendok, ikut terbakar dalam kebakaran Gunung Merbabu yang hingga kini belum padam.

Ketua Paguyuban Tirto Mawar, kelompok masyarakat penggunga air dari tuk Sipendok, Prapto Miharjo, mengatakan pipa yang terbakar panjangnya mencapai sekitar 2 kilometer. Pipa-pipa tersebut berada di tebing yang terbakar.

“Ada lima desa yang terkena dampak akibat pipa air bersih terbakar,” kata Prapto Miharjo, ditemui usai mengikuti Rakor penanganan kebakaran Gunung Merbabu, di basecamp Rempala, Desa Ngagrong, Kecamatan Gladagsari (dulu bagian dari Kecamatan Ampel), Boyolali, Rabu sore 18 September 2019.

Akibatnya, kelima desa tersebut saat ini tak ada pasokan air bersih. Warga pun mengalami krisis air bersih. Desa-desa tersebut yakni Desa Kembang, Desa Ngagrong dan Desa Seboto di Kecamatan Gladagsari. Kemudian Desa Jeruk, Kecamatan Selo dan Desa Kembangkuning, Kecamatan Cepogo.

Di lokasi yang sama, Sekretaris Daerah (Sekda) Boyolali, Masruri, mengatakan untuk penanganan kebakaran Gunung Merbabu, Pemkab Boyolali akan menggerakkan semua elemen masyarakat, terutama masyarakat yang memanfaatkan air dari Tuk yang berada di Gunung Merbabu, untuk membantu pemadaman. Selain itu sekaligus memperbaiki pipa yang rusak akibat terbakar.

“Kita menggerakkan semua elemen masyarakat, terutama yang menggunakan air di beberapa desa, nanti kita gerakkan untuk memadamkan bersama-sama,” ujar Masruri. yang pipanya terbakar nanti kita gerakkan bersama-sama untuk memadamkan api.

Sedangkan untuk penanganan krisis air bersih akibat dampak kebakaran gunung Merbabu, menurut Masruri, langkah yang paling memungkinkan yang segera memperbaiki pipa yang terbakar. Yakni mengganti dengan pipa baru.

“Kalau droping air medannya sangat sulit. Maka yang paling memungkinkan pipanya segera diperbaiki, dalam seminggu ini harus selesai,” kata dia.

Masruri menambahkan, Pemkab Boyolali siap memberikan bantuan pipa, karena ini untuk kepentingan masyarakat. Pengadaan pipa selain bantuan Pemkab, juga bisa diambilkan dari dana desa dan swadaya masyarakat.

Sementara itu Nurpana Sulaksono, Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional wilayah 1 BTNGMb, menjelaskan kebakaran masih terjadi di wilayah Ampel, Boyolali. Api membakar di wilayah Tuk Sipendok, baik dibawahnya maupun diatasnya.

“Kebakaran di wilayah Taman Nasional Gunung Merbabu saat ini masih ada di beberapa titik, khususnya di wilayah Ampel. Kalau tadi pagi terpantau satu hotspot, sekarang ini sudah 3 sampai 4 hotspot,” kata Nurpana di basecamp Rempala.