TRADISI DAN BUDAYA: Sebar Apem di Kawasan Wisata Pengging Banyudono Meriah

Prosesi sebar apem di objek wisata Pengging, Banyudono, Boyolali, Jumat 25 Oktober 2019. (Yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Tradisi Saparan sebaran apem kukus keong mas di kawasan wisata Pengging, Kecamatan Banyudono, Jumat (25/10) berlangsung meriah. Sedikitnya 25.000 apem kukus keong mas disebar dalam tradisi tahunan menyambut berakhirnya bulan safar atau biasa disebut saparan.

Menurut Camat Banyudono Hari Hariyanto, ribuan apem itu dibuat oleh warga sekitar, kemudian dikumpulkan diberi doa oleh para ulama. Setelah dilakukan kirab dari halaman kantor kecamatan Banyudono menuju haaman masjid Cipto Mulyo, kemudian ribuan apem ini disebar.

“Bagi masyarakat yang mendapatkan ape mini dipercaya akan mendapat berkah rejeki, tanah sawah subur,” katanya.

Berkait keyakinan itu, lanjut Hari, masyarakat berbondong bonding datang untuk ikut berebut apem yang disebarkanoleh para ulama, Forkopimda dan dari Keraton Kasunan Surakarta. Bahkan mayarakat dari luar kota yang mempercayai hal ini juga ikut datang untuk berebut apem keong mas ini.

“Mereka rela berdesakan di kawasan masjid, menunggu sebaran apem untuk mendapatkan berkah,” katanya.

Sunarmi (40) Warga Desa Gawok, Kecamatan Baki, Sukoharjo itu ikut acara Sebaran apem bersama rombongan. Dengan kereta kelinci, dia bersama 42 orang rombongannya kunjungi acara yang diselenggarakan tiap tahun ini. “Saya sudah dua kali ini kesini, semoga berkah,” ujarnya.

Supardi ( 68) percaya apem yang diperoleh dari sebaran apem ini bisa mendatang keberuntungan dalam bertani. Diapun bakal langsung menebar apem keong emas ini ke area persawahannya. “Bisa menghindarkan padi dari serangan hama apapun,” imbuhnya.

Sementara dalam sambutannya yang dibacakan Asisten 1 Sekda Boyolali, Totok Eko YP, Bupati Seno Samodro, menyatakan, ritual tahunan tersebut semakin meriah karena adanya dukungan positif masyarakat Pengging dan sekitarnya. “Tradisi ini perlu terus dilestarikan untuk mendorong kemajuan wisata Pengging. Kegiatan ini juga turut memberikan hiburan bagi masyarakat,” katanya.

Dijelaskan, ritual apem kukus keong mas bermula dari jaman R Ng Yosodipuro, saat pemerintahan Pakubuwono II. Yosodipuro merupakan seorang pujangga sekaligus ulama yang menyebarkan agama Islam di wilayah Pengging’