FOKUS JATENG-BOYOLALI-Untuk mengurangi risiko jatuhnya korban jiwa atas dampak bencana hingga penanganan bencana berjalan lebih cepat dan terkoordinir, PMI Boyolali menggelar kegiatan lokalatih pengarusutamaan pengurangan risiko bencana dan adaptasi perubahan iklim kedalam perencanaan desa, Kamis (31/10/2019).
“Masyarakat dilibatkan secara aktif dalam upaya mengatasi bencana di desa masing- masing. Dengan demikian penanganan bencana berjalan lebih cepat dan terkoordinir,” kata Kepala Markas PMI Boyolali, Dahat Wilarso disela- sela kegiatan lokalatih yang digelar sejak Senin (28/10) lalu.
Menurut Dahat, PMI Kabupaten Boyolali akan selalu membantu pemerintah dalam upaya penanggulangan bencana khususnya dalam upaya pengurangan risiko dan adaptasi perubahan iklim. Melalui sinergi tersebut, diharapkan penanggulangan bencana berjalan optimal.
Adapun kegiatan tersebut diikuti 30 peserta terdiri dari relawan Siaga Bendana Berbasis Masyarakat (Sibat), Badan Permusyawaratan Desa (BPD), perangkat desa dan pendamping desa. Peserta dari empat desa. “Yaitu, Desa Lencoh, Kecamatan Selo; Desa Wonodoyo, Kecamatan Cepogo; Desa Cluntang, Kecamatan Tamansari dan Desa Ngagrong, Kecamatan Ampel. Desa- desa tersebut diketahui sebagai kawasan rawan bencana,” katanya.
Lokalatih ini menggunakan panduan yang sudah disusun bersama oleh PMI, Kemendagri serta Kementerian Desa dan Daerah Tertinggal. Panduan juga sudah disesuaikan dengan kondisi desa setempat. “Pengarustamaan pengurangan risiko dan adaptasi perubahan iklim harus bisa selaras dengan perencanaan desa sehingga desa menjadi lebih tangguh dalam penanggulangan bencana,” pungkasnya.