PMI Boyolali Gelar Pelatihan Manajemen Penanggulangan Bencana Libatkan 30 Penyandang Difabel

Pelatihan pengurangan risiko bencana PMI Boyolali dengan sasaran peserta penyandang disabilitas. (Yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Untuk mengurangi risiko terhadap bencana bagi kelompok rentan, PMI cabang Boyolali melibatkan 30 penyandang disabilitas se-Boyolali mengikuti pelatihan manajemen penanggulangan dan pengurangan bencana, selama dua hari, Kamis- Jumat (7-8/11/2019).

“Mereka (Kaum difabel) menjadi prioritas penanggulangan bencana saat tanggap darurat. Hal ini mengacu UU RI no 24 tahun 2007,” kata Ketua Harian PMI Cabang Boyolali, Dahat Wilarso saat pelatihan Manajemen Bencana.

Dijelaskan,UU menyebutkan perlindungan terhadap kelompok rentan dilakukan dengan memberikan prioritas kepada kelompok tersebut. Yaitu berupa evakuasi, pengamanan, pelayanan kesehatan, dan psikososial. “Kelompok rentan tersebut antara lain bayi, balita, anak-anak, ibu yang sedang mengandung atau menyusui, penyandang cacat, dan orang lanjut usia,” katanya disela kegiatan yang digelar di gedung PMI setempat diikuti belasan penyandang difabel di seluruh wilayah Boyolali.

Menurut Dahat, kelompok rentan yang disebutkan dalam Undang-Undang tersebut dapat diartikan sebagai penyandang disabilitas atau difabel yang berasal dari kata ‘different abilities’ yaitu kemampuan yang berbeda.

Dimana penyandang disabilitas adalah setiap orang yang mengalami gangguan, kelainan, kerusakan, dan atau kehilangan fungsi organ fisik, mental, intelektual atau sensorik dalam jangka waktu tertentu atau permanen dan menghadapi hambatan lingkungan fisik dan sosial.

“Tidak dapat dipungkiri bahwa keberadaan kaum difabel dalam setiap wilayah pasti ada, tidak terkecuali di wilayah Kabupaten Boyolali,”ujarnya.

PMI Boyolali sebagai organisasi kemanusiaan independen juga memiliki program pemberdayaan kelompok Difable dalam upaya kesiapsigaan bencana. Hal ini juga selaras dengan penerapan UU No 1 Tahun 2018 tentang Kepalangmerahan.

“Kami di PMI berharap dengan semakin banyak pengetahuan manajemen bencana bagi kelompok difabel maka akan mengurangi risiko bencana bagi merekan,”katanya. Ditambahkan, pelatihan sekaligus mewujudkan visi misi PMI yang berkarakter, mandiri, profesional dan dicintai masyarakat.

Adapun kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatan sumber daya di bidang manajemen bencana. Juga untuk meningkatkan jejaring dengan kelompok masyarakat difable. “Dalam hal ini, PMI ikut berupaya membantu pemerintah dalam upaya pengurangan risiko bencana bagi kelompok rentan,” pungkasnya.