FOKUS JATENG-BOYOLALI-Para petani dibantu Babinsa bersama sama melakukan gropyokan tikus di areal pesawahan Dukuh Majegan Desa Jembungan Banyudono. Hasilnya ratusan tikus berhasilditangkap.
“Gropyokan harus dilakukan karena serangan tikus di areal lumbung padi desa semakin merajalela. Sudah ada beberapa tanaman padi mengalami gagal panen,” kata ujar Kaur Pembangunan Desa Jembungan, Joko Waluyo. Rabu (20/11/2019).
Dijelaskan, gropyokan dilakukan dengan cara membongkar langsung lubang persembunyian
tikus di pematang sawah. Sebagian petani lainnya bahkan memasang jaring untuk memerangkap tikus yang melarikan diri. Selanjutnya, tikus yang dibasmi dikumpulkan dan dikubur dalam lubang. Tujuannya, agar bangkai tikus tidak menjadi sumber penularan penyakit
“Gropyokan efektif untuk mengurangi populasi hama tikus. Memang, saat ini, luasan yang terserang memang belum banyak. Namun kalau 5 hektare ya ada,” imbuh Joko Waluyo.
Meski tidak separah tahun sebelumnya, akibat serangan hama tikus kali ini cukup menggelisahkan . Tanaman padi yang tumbuh hanya menyisakan batang tanaman saja. Sedangkan butiran- butiran padi telah dihabiskan hama tikus sebelumnya. Petanipun gigit jari karena tidak mendapatkan hasil sama sekali.
“Hasil panen musim ini merosot hingga 30 persen, jika tidak segera di tanggulangi bisa semakin meluas, bahkan bisa menyebar ke desa lain,” katanya.
Menurut Joko, perkembangbiakan hama tikus sangat cepat. Dari beberapa lubang persembunyian tikus di pematang sawah, didapati ada anak tikus yang berjumlah hingga 4- 6 ekor.
“Karena itulah, kami terus mengajak petani untuk melakukan gropyokan hama tikus secara mandiri.”
Babinsa Jembungan, Sertu Joko Suprihatin menambahkan, pihaknya terus membuka diri untuk membantu para petani. Tak hanya pembasmian hama tikus, namun pihaknya juga siap membantu kegiatan petani lainnya.
“Seperti penyemprotan padi, membantu pemupukan bahkan kegiatan panen. Hal ini sekaligus untuk mendukung suksesnya program swasembada pangan yang dicanangkan pemerintah,” pungkasnya.