Pemkab Boyolali Menyelesaikan Pembangunan Stadion Kebo Giro

Pembangunan Stadion Kebo Giro yang sampai saat ini masih dalam tahap penyelesaian. (Yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali terus promosi dari sisi kepariwisataan dari sektor lainnya. Salah satunya dengan memberdayakan olahraga untuk bisa menjadi kegiatan wisata yang akan dikunjungi. Hal tersebut diwujudkan melalui pembangunan Stadion Kebo Giro yang sampai saat ini masih dalam tahap penyelesaian.

Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Boyolali, Susilo Hartono mengungkapkan pembangunan Stadion Kebo Giro tersebut diperkirakan menelan anggaran sekitar Rp 22 miliar yang terbagi di dua tahun anggaran yakni tahun anggaran 2019 dan 2020 dengan masing masing menganggarkan Rp 11 Miliar per tahun.

“Dengan perkiraan dana secara keseluruhan sekitar Rp 22 Miliar. Di tahun 2019 ada sekitar Rp 11 Miliar dilanjutkan juga di tahun 2020 nanti juga sekitar Rp 11 Miliar. Termasuk nanti didalamnya penataan lingkungan juga untuk kegiatan di stadion ini,” ungkap Susilo, Kamis (12/12/2019) di sela sela peninjauan.

Stadion yang berada di Desa Paras; Kecamatan Cepogo ini memang disiapkan Bupati Boyolali, Seno Samodro untuk membangun sebuah stadion dengan ukuran lapangan sepakbola standar nasional Internasional FIFA. Berdiri kokoh di lahan seluas 15 hektar, stadion akan berada di tengah dengan luas empat hingga lima hektar.

“Stadion ini dibangun berdasarkan standar FIFA ini sudah sesuai dengan apa yang diterapkan oleh FIFA. Konsep yang diambil adalah konsep seperti stadion-stadion di Eropa. Dalam arti tanpa dilengkapi dengan lintasan atletik sehingga penonton juga lebih dekat,” terangnya.

Banyak fasilitas yang disediakan, juga akan menambah daya tarik Stadion Kebo Giro ini. Antara lain, adanya fasilitas pemandian air panas indoor, ruang ganti indoor, ruang pemanasan indoor. Terlebih dengan penggunakan rumput jenis Zoysia Martella, rumput yang memiliki kualitas cukup bagus dibandingkan dengan yang lainnya.

“Stadion Kebo Giro menggunakan rumput jenis Zoysia Martella. Bagus dipakai dibandingkan dengan stadion lain sehingga kita bisa bersaing terkait dengan kemampuan tingkat kualitas rumput termasuk resapan air sehingga drainase untuk air di lapangan bisa langsung meresap,” tuturnya.

Dengan stadion yang cukup luas tersebut, sebanyak 12.000 penonton bisa masuk dan menyaksikan pertandingan yang digelar. Terdiri dari kelas ekonomi I mampu menampung sebanyak 6.000 penonton, kelas ekonomi II menampung 3.000 penonton dan kelas VIP mampu menampung 3.000 penonton. Akses masuk penonton dibagi dalam 12 pintu masuk, dimana kelas ekonomi sebanyak sembilan gerbang masuk stadion, dan tiga gerbang masuk stadion untuk kelas VIP.

Rencananya, akses masuk dan keluar kendaraan juga akan dibuat berbeda. Hal tersebut guna menghindari adanya kemacetan saat ada pertandingan di Stadion Kebo Giro.