Alhamdulillah….Juwedi, Warga Merbabu yang Jadi Tulang Punggung Keluarga Kini Sudah Tinggal di Rumah Nyaman

Juwedi foto bersama keluarga di rumahnya yang nyaman ditinggali. (Yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Lega, itulah yang sedang dirasakan Juwedi, warga Desa Ngargoloko, Kecamatan Gladagsari, Kabupaten Boyolali. Sebab, dia yang semula harus berjuang mati-matian menghidupi ibu dan tiga adiknya yang masih kecil-kecil, kini bisa tinggal di rumah yang nyaman.

Organisasi masyarakat, Sedulur Kompak telah membangunkan rumah baru untuk keluarganya. Dan kini, mereka bisa tinggal dirumah tersebut dengan nyaman.

Remaja yang baru berusia 15 tahun ini, selama belasan tahun telah tingga bersama Sutinem yang mengalami keterbelakangan mental di sebuah rumah yang jauh dari kata layak. Bersama tiga orang adiknya, mereka menempati rumah reot dari anyaman bambu berukuran kecil.

Alas rumahnya masih tanah, genting tanah pada atap rumah juga telah dipenuhi lumut. Dirumah yang yang terdiri dari ruang tamu yang menjadi satu dengan ruang keluarga, ditambah tempat tidur dan kamar mandi tanpa kakus itu Juwedi yang masih berusia belasan tahun harus jadi kepala rumah tangga.

Pasalnya sejak sang ayah, Mitro Slamet meninggal dunia dua tahun lalu, Juwedi harus membantu banting tulang menafkahi keluarga. Beruntung, adiknya yang nomor dua dan tiga telah diasuh oleh yayasan sosial milik Pemerintah di Boyolali. Itu sedikit mengurangi beban Juwedi.

Kepala Desa (Kades) Ngargoloko, Jarwanto mengatakan mengapresiasi kepedulian komunitas Kompak ini yang telah membantu warganya memenuhi kebutuhan rumah. Sebab meski Pemdes Ngargoloko telah memberikan bantuan, namun hal itu tak akan maksimal tanpa adanya kepedulian dari masyarakat.

“Kami Pemdes juga akan memberikan lahan garapan secara gratis kepada keluarga Juwedi. Dengan harapan keluarga dapat mengelola sebaik mungkin untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari,” katanya.

Ketua Sedulur Kompak, Budi Yono mengaku prihatin terhadap kondisi Juwedi. Sebab selain harus menanggung keluarga, mereka harus tinggal di rumah yang tak layak huni ini.

Untuk itu, pihaknya bersama komunitas lain dan masyarakat serta Pemdes terpantik untuk melakukan pembangunan rumah. “Jika ditotal pembangunan rumah ini mencapai 96 juta. Itu termasuk tempat tidur dan sarana toko kelontong,” katanya.

Tak hanya berhenti disini saja, pihaknya juga masih akan membantu mecarikan pekerjaan yang cocok untuk Juwedi ini. Begitu juga dengan bantuan tiap bulan masih akan terus diberikan.

Anggota DPRD Boyolali, Dwi Adi Nugroho berharap rumah tersebut dapat bermanfaat bagi keluarga Juwedi. Selain itu pihaknya juga bakal mencari solusi terbaik untuk Juwedi sehingga kebutuhan ekonomi keluarga dapat terpenuhi.  “Kami tidak tutup mata dengan kondisi masyarakat. Untuk itu, kami akan terus membantu keluarga Juwedi,” pungkasnya.