Disnakkan Boyolali Targetkan 10 Ribu Sapi Teregistrasi

Petugas Disnakkan Boyolali melakukan suntik IB sapi. (Yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Setelah tahun 2019 lalu, berhasil melakukan pendataan sebanyak 6 ribu ekor sapi. Pada tahun mendatang, Program Sistem Monitoring Sapi atau SIMAPI ditargetkan mampu mendata secara digital sebanyak 10 ribu ekor sapi di Boyolali.

“Kami targetkan hingga tahun 2021 nanti, bisa ada tambahan pendataan sapi sebanyak 10.000 ekor,” ujar Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Boyolali, Afiany Rifdania.

Dijelaskan, SIMAPI adalah program aplikasi untuk pendataan dan pengawasan sapi secara digital, dimana seluruh data tentang sapi dimasukkan dalam database yang bisa diakses secara elektronik melalui barcode yang dipasang di telinga sapi utamanya sapi perah dan jenis kelamin betina.

Sistem tersebut tak hanya mendata kesehatan sapi, kata Afiany, tapi juga untuk data reproduksi, produksi dan pakan. Termasuk kapan sapi kawin, waktu inseminasi, riwayat pemeriksaan kebuntingan, hingga data pemilik, alamat, data penting lainnya.

“Jadi sistem tersebut terintegrasi menyangkut seluruh aspek yang perlu diketahui tentang sapi. Kedepan, diharapkan memudahkan para peternak dan petugas karena bisa dicek langsung lewat ponsel android ” ujarnya.

Afiany menambahkan, saat ini total jumlah sapi di seluruh Boyolali sebanyak 180.000 ekor baik sapi perah maupun sapi potong. Hanya saja, yang berhasil didata lewat Simapi memang baru sebagian kecil saja. Mengingat program ini sangat strategis untuk mendorong peningkatan produksi sapi, pihaknya mengimbau para peternak di 22 kecamatan untuk meregistrasikan sapi mereka dalam SIMAPI.

“Peternak juga bisa memanfaatkan Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) yang ada di wilayah Kecamatan Ampel, Karanggede, Simo, Mojosongo, dan Ngemplak untuk mendapat vitamin, obat, pengobatan, dan konsultasi tentang sapi secara gratis. Bahkan ketika ada program pengobatan massal akan diikutkan juga,” pungkasnya.