Marak Virus Corona, Pemkab Boyolali Terus Pantau Warganya di Wuhan Tiongkok

Nurul Latifah, mahasiswa asal Boyolali menjelaskan kondisinya saat ini di Kota Nanjing lewat fasilitas videocall. (Yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Seiring maraknya wabah virus Corona di Wuhan, Tiongkok. Pemkab Boyolali memberi perhatian serius terhadap sekitar 30 mahasiswa asal Boyolali di Tiongkok. Bentuk perhatian itu diantaranya melalui pemantauan yang dilakukan melalui laporan maupun chating langsung dengan mahasiswa.

“Ada sebanyak 30 mahasiswa asal Boyolali di Nanjing University,” kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Boyolali, Darmanto melalui Kabid Kebudayaan yang juga petugas program beasiswa mahasiswa Boyolali di Tiongkok, Budi Prasetyaningsih. Rabu (29/1/2020).

Disebutkan, jarak antara kota Nanjing dengan Wuhan cukup jauh, yaitu 550 km. Kendati demikian pihaknya serius melakukan pemantauan. “Sejauh ini pemantauan dilakukan baik melalui laporan maupun chating langsung. Bahkan, pemantauan juga melalui videocall sehingga kami mengetahui kondisi para mahasiswa tersebut,” katanya.

Menurut Budi Prasetyaningsih ke- 30 mahasiswa tersebut, 10 angatan 2016 atau semester 7 sehingga tinggal menyelesaikan skripsi. Kegiatan skripsi bisa dilakukan secara online sehingga pulang ke Indonesia tidak masalah.
Sedangkan 20 mahasiswa adalah angkatan 2017 atau semester 5. Dari 30 mahasiswa yang ada, sebanyak 21 mahasiswa saat ini sudah pulang karena musim liburan. Sedangkan yang 9 lagi masih bertahan di Nanjing.

“Salah satunya yang pulang adalah putri saya sendiri, Riska Safira,”ujarnya.

Saat ini, lanjut Budi Prasetyaningsih ada sebanyak 6 mahasiswa akan pulang setelah Bandara Nanjing yang sempat ditutup kini dibuka kembali. Sedangkan tiga lainnya menyatakan akan bertahan disana sembari menyelesaikan skripsi. Apalagi, wisuda dijadwalkan akan digelar 20 Juni mendatang.

“Karena tinggal menunggu wisuda, maka mereka bertahan. Namun kalau masa lbur diperpanjang Maret, maka mereka baru memutuskan untuk pulang terlebih dahulu,”katanya.

Sementara itu, dari videocall yang difasilitasi Budi Prasetyaningsih, para mahasiswa di Nanjing mengaku dalam kondisi baik dan sehat. Mereka juga tidak kekurangan bahan makanan sehari- hari. Bahan makanan diperoleh dari supermarket di dekat tempat pemondokan.

“Kami bersyukur dalam kondisi sehat,” ujar salah satu mahasiswa, Nurul Latifah.

Diakui, dia dan teman mahasiswa lainnya lebih banyak berada di penginapan. Para mahasiswa juga sudah diingatkan untuk mengonsumi makanan sehat dan vitamin. Hal itu mengingat sudah ada 10 warga Nanjing yang terkena virus Corona.

“Kami memang jarang sekali keluar, kecuali ada kebutuhan yang penting. Misal, membeli bahan makanan. Kami juga sering mendapatkan bantuan bahan makanan dan obat obatan dari KBRI,” pungkasnya.