Pelayanan Kesehatan RSUDPA Boyolali Gunakan Aplikasi BAPER, Ini Manfaatnya

RSUDPA Boyolali gunakan aplikasi BAPER untuk pelayanan kesehatan masyarakat. (Yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Memanfaatkan teknologi informasi, pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Derah Pandan Arang (RSUDPA) Boyolali semakin dipermudah. Sudah mulai digunakan sejak pertengahan Januari lalu, aplikasi dengan nama Booking Antrian Periksa (BAPER) ini membuat pelayanan rawat jalan di rumah sakit andalan Kota Susu ini semakin nyaman, akuntabel dan transparan.

Hal tersebut disampaikan Direktur RSUPA Boyolali, Siti Nur Rokhmah Hidayati dalam temu pers bersama jajaran awak media Boyolali di ruang poliklinik rumah sakit setempat pada Selasa (18/2/2020) siang.

“Jadi dengan mengembangkan aplikasi BAPER ini kami berharap Rumah Sakit Pandan Arang ke depan menjadi kepercayaan masyarakat. Dengan layanan berbasis IT [TI: teknologi informasi] ini semakin memudahkan masyarakat untuk memeriksakan kesehatannya ke rumah sakit dan semua pelayanannya karena by system bisa terdetek oleh semua. Bisa akuntabel dan lebih transparansi,” terang perempuan yang akrab disapa Nur ini.

Keunggulan aplikasi yang bisa didapat dengan mengunduh di Playstore menggunakan gawai atau telepon pintar ini, pasien bisa mendaftar antrian secara daring (online) tanpa perlu datang langsung ke rumah sakit, bisa mengecek jadwal dokter hingga memantau antian pembuatan resep obat. Kemudahan lain untuk pelayanan yang sementara melayani rawat jalan ini dengan mengintegrasikan dengan Badan Pelayanan Jaminan Sosial (BPJS) dan Administrasi Kependudukan (Adminduk).

Dijelaskan Kepala Bagian umum RSUDPA, Nanang Sugiarto bahwa peralihan dengan menggunakan teknologi ini menjadikan poliklinik yang semula ramai dalam proses antrian, kini menjadi sepi dengan diaplikasikannya BAPER. Kemudian proses pendaftaran semakin mudah karena tidak membutuhkan petugas untuk menjawab proses antrian yang semula juga melayani pendaftaran melalui aplikasi Whatsaap (WA) ini.

“Bisa mengetahui antrian tidak berjubel di poliklinik. Semula dengan WA karena harus jawab, dan terbatas waktu dan petugasnya. Sementara ada yang offline harus registrasi dan sangat merepotkan karena harus menginput data yang belum terkoneksi BPJS dan NIK. Jadi mendapat komplain saat menunggu antrian pembuatan resep obat,” terang Nanang.

Disinggung mengenai pasien yang tidak memiliki gawai atau tidak memahami aplikasi ini, disampaikan bahwa RSUPA tetap melayani pasien yang mendaftar secara manual. Pasien lama yang telah memiliki nomor rekam medik maupun pasien baru dapat mendaftar dengan mudah. Pada poliklinik juga disiapkan perangkat komputer dan alat pindai yang mempermudah pelayanan.

“Cukup scan [pindai] barcode atau masukkan nomor booking atau masukkan nomor rekam medik, data sudah ada. Termasuk pula dapat melihat dan menggunakan data rekam medik untuk memeriksa di pelayanan kesehatan di tempat lain,” imbuh Nanang.

Melalui aplikasi ini pasien juga bisa mendapatkan informasi terkini layanan di RSUDPA. Kemudian juga bisa memberi rating dengan mengulas hingga memberi saran atau kritik yang bisa digunakan untuk mengukur Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM).

Untuk pengembangan aplikasi ini ke depan direncanakan akan menyasar pada pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan rawat inap, sehingga akan menggunakan elektronik rekam medik secara menyeluruh.