RSUDPA Boyolali Bikin Baper Dapat Apresiasi Bupati Seno

Bupati Boyolali menyampaikan sambutan dalam launching aplikasi baper RSUDPA Boyolali. (Yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Meski sudah dijalankan kurun sebulan, aplikasi Booking Antrian Periksa (BAPER) di Rumah Sakit Umum Derah Pandan Arang (RSUDPA) Boyolali resmi diluncurkan oleh Bupati Boyolali, Seno Samodro pada Rabu (19/2/2020). Bertempat di Balai Sidang Mahesa, peluncuran aplikasi pelayanan kesehatan yang memanfaatkan teknologi informasi ini diapresiasi oleh orang nomor satu di Kota Susu.

Sejalan  dengan visi dan misi Boyolali Smartcity, BAPER membuat pelayanan rawat jalan di RSUDPA semakin nyaman, akuntabel dan transparan. Bupati Seno meminta langkah ini diikuti oleh semua Oraganisasi Perangkat Daerah (OPD) dalam menggunakan teknologi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

“Apapun itu buatlah sistem, dari kepala OPD, Kabid [Kepala Bidang] sampai Kasi [Kepala Seksi], agar sistem ini selalu turun menurun tidak berubah jauh. Supaya kinerja Kota Boyolali tidak bisa dilawan dengan kota-kota yang lain,” ujar Bupati Seno.

Selanjutnya Bupati Seno meminta aplikasi ini dapat disosialisasikan kepada masyarakat agar dapat dikenal dan dimanfaatkan.

Sebagai infoprmasi, aplikasi yang bisa didapat dengan mengunduh di Playstore menggunakan gawai atau telepon pintar ini bisa mendaftar antrian secara daring (online) tanpa perlu datang langsung ke rumah sakit. Selain itu pasien bisa mengecek jadwal dokter hingga memantau antian pembuatan resep obat. Kemudahan lain untuk pelayanan yang sementara melayani rawat jalan ini dengan mengintegrasikan dengan Badan Pelayanan Jaminan Sosial (BPJS) dan Administrasi Kependudukan (Adminduk).

Seperti dijelaskan Nanang Kepala Bagian Umum RSUDPA, bahwa peralihan dengan menggunakan teknologi ini menjadikan poliklinik yang semula ramai dalam proses antrian, kini menjadi sepi dengan diaplikasikannya BAPER.

“Bisa mengetahui antrian tidak berjubel di poliklinik. Semula dengan WA karena harus jawab, dan terbatas waktu dan petugasnya. Sementara ada yang offline harus registrasi dan sangat merepotkan karena harus menginput data yang belum terkoneksi BPJS dan NIK. Jadi mendapat komplain saat menunggu antrian pembuatan resep obat,” terang Nanang.

Disinggung mengenai pasien yang tidak memiliki gawai atau tidak memahami aplikasi ini, disampaikan bahwa RSUPA tetap melayani pasien yang mendaftar secara manual. Pasien lama yang telah memiliki nomor rekam medik maupun pasien baru dapat mendaftar dengan mudah. Pada ruang depan poliklinik juga disiapkan perangkat komputer dan alat pindai yang mempermudah pelayanan.

“Cukup scan [pindai] barcode atau masukkan nomor booking atau masukkan nomor rekam medik, data sudah ada. Termasuk pula dapat melihat dan menggunakan data rekam medik untuk memeriksa di pelayanan kesehatan di tempat lain,” imbuh Nanang.

Untuk pengembangan aplikasi ini ke depan direncanakan akan menyasar pada pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan rawat inap, sehingga akan menggunakan elektronik rekam medik secara menyeluruh.