Cegah DBD, Warga Desa Kebonbimo Boyolali Kota Gotong Royong Bersihkan Lingkungan

Warga dan perangkat Desa Kebonbimo, Boyolali Kota, gotong royong membersihkan lingkungan Jumat 28 Februari 2020. (/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Maraknya wabah penyakit demam berdarah dengue (DBD) di sejumlah daerah di Kabupaten Boyolali, membuat warga Desa Kebonbimo, Boyolali, melakukan aksi pemberantasan sarang nyamuk (PSN) sebagai bentuk pencegahan serangan nyamuk aedes aegipty.

Gerakan perang melawan demam berdarah ini antara lain melibatkan juru pemantau jentik (Jumantik), Bidan Desa, Perangkat Desa, PKK dan juga pemuda setempat. Dipimpin langsung Kades Kebon Bimo, Sudadi, aksi itu dilakukan dengan mendatangi rumah-rumah warga, dan mengecek langsung beberapa tempat yang diduga menjadi sarang nyamuk.

Seperti genangan air di lingkup pemukiman, bak penyimpanan air, talang air bahkan mereka juga membersihkan saluran air hingga membersihkan kebun dan lingkungan masing- masing.

Genangan air di kebun dan halaman dialirkan agar tidak digunakan untuk bersarang namuk. Kaleng ataupun benda yang bisa menampung air hujan pun dikubur. Yang masih bisa dimanfaatkan, dikumpulkan untuk dibawa ke bank sampah desa.

“Kami salut dengan aksi sigap seluruh masyarakat membersihkan lingkungannya,” ujar Kades Sudadi.

Dia mengungkapkan, gerakan kebersihan itu dilakukan lantaran ada dua warga yang terkena DBD. “Ada dua orang yang terkena, namun sudah sembuh. Mudah- mudahan tidak bertambah lagi karena lingkungan sudah bersih,” katanya.

Menurut Sudadi, kegiatan tersebut diharapkan menjadi kebiasaan masyarakat. Yaitu, rutin melakukan gotong royong membersihkan lingkungan. Sesuai kesepakatan, kegiatan dilakukan setiap Jumat atau Minggu sesuai kesepakatan masyarakat di tiap Rt.

“Kami juga mengajak setiap keluarga untuk menjaga kebersihan lingkungan rumahnya masing- masing.”

Yaitu dengan melakukan gerakan 3M sebagai upaya memasyarakatkan gerakan PSN mandiri. Yaitu, menutup bak air, menguras bak air secara rutin dan mengubur benda- benda yang bisa menampung air hujan. “Untuk bak air yang tidak memungkinkan untuk dikuras, bisa diberi abate. Kami sudah melakukan koordinasi dengan Puskesmas setempat untuk mendapatkan abate bagi warga.”

Selain itu, pihaknya dengan dipelopori ibu- ibu PKK menggalakkan pemanfaatan pekarangan. Yaitu dengan menanam sayuran dan tanaman obat keluarga (Toga). Sayuran untuk dimasak dan mengurangi belanja dapur. “Sedangkan toga bisa dimanfaatkan untuk menjaga kesehatan keluarga,”pungkasnya.